
KUDUS, Suaranahdliyin.com – Banyaknya nikmat yang telah diberikan Allah SWT harus disyukuri dengan cara memuliakannya. Hal itu disampaikan oleh Ketua PRNU Lau, Kiai Ahmad Rifa’i, S.Pd.I dalam Ngaji Sore dan Buka Bersama Jamaah di Masjid Jami’ Raudlatul Jannah Pranak Lau, Sabtu (11/05/19).
“Tapi yang namanya nikmat itu tidak hanya uang (harta). Semuanya termasuk kesehatan raga, mata, dan sebagainya harus disyukuri,” ungkapnya.
Kemudian ia menjelaskan termasuk hal yang patut disyukuri adalah bisa salat tepat waktu. Kesempatan bisa melakukan salat adalah nikmat yang agung.
“Apalagi kalau ditinjau dari segi kesehatan, sujud saat salat itu bisa memperlancar aliran darah,” papar Guru MTs. NU Miftahul Huda 3 Pranak Lau ini.
Selain itu, kata dia, salat adalah ukuran utama seseorang dianggap baik atau buruk. Kendati begitu ia mengingatkan supaya tidak berprasangka buruk kepada orang lain yang tampaknya tidak salat.
Perihal syukur dan salat, ia juga menceritakan pesan yang ia dapat dari salah satu ulama muridnya Prof. Dr. (HC) KH. M. A. Sahal Mahfudz.
“Syukur ini penting. Saya itu pernah didawuhi guru saya dari Mbah Sahal Mahfudz : kalau kamu punya pakaian baru, gunakanlah itu pertama kali untuk ibadah, salat,” katanya.
Menurutnya pesan itu sangat penting sebagai teladan dan tuntunan cara memuliakan nikmat yang diterima oleh seorang hamba. Apapun nikmatnya, kata dia, harus disyukuri dengan memuliakannya.
Pada kesempatan itu, ia juga menjelaskan lebih jauh perihal syarat, rukun dan adabnya orang salat. Ketiganya harus diperhatikan agar ibadahnya sempurna. Mengenai diterima atau tidaknya ia mengatakan bahwa itu merupakan hak Allah SWT.
“Yang penting niat dan tekad kita menghadap ke Allah dengan sebaik-baiknya,” imbuhnya.
Kiai Ahmad Rifa’i juga tak lupa untuk selalu mengingatkan kepada generasi muda agar mau memerhatikan dengan seksama perihal salat. “Jangan sampai generasi muda ini tidak salat karena itu adalah kewajiban. Bekal kita juga nantinya ketika menghadap Allah SWT,” pesannya.(rid/adb)