KUDUS, Suaranahdliyin.com – Puncak buka luwur Sunan Kudus, panitia membagikan nasi berkat dengan dua jenis yakni nasi uyah asem dan nasi jangkrik goreng untuk masyarakat Kudus, Senin (8/8/2022).
Humas Panitia Buka Luwur, Muhammad Kharis menyampaikan nasi berkat dibagikan setelah dua tahun tidak ada karena pandemi, hal tersebut menjadi antusiasme masyarakat yang tinggi untuk bisa mendapatkan nasi berkat.
“Masyarakat rela mengantri sejak subuh tadi, menunjukkan antusiasme masyarakat yang begitu tinggi untuk bisa mendapatkan nasi berkat yang dibagikan,” ungkapnya.
Pembagian nasi bungkus dibagikan sejak pukul 05.00 wib hingga pukul 07.00 wib. Panitia membagikan nasi bungkus tersebut kepada pemangku punden dan belik serta masyarakat umum di sekitar Kudus.
Total nasi berkat yang dibagikan sebanyak 30.800 yang terbagi dalan dua antrian. Selain itu, panitia juga memberikan nasi berkat kepada para sesepuh dan undangan berupa keranjang sebanyak 2400 berkat.
Nasi berkat sengaja dibedakan yakni nasi uyah asem untuk masyarakat, sedangkan nasi jangkrik goreng untuk kiai dan sesepuh, yang membedakan hanya pada kuah santan pada nasi jangkrik goreng.
“Kalau nasi jangkrik goreng itu ada kuah santannya, biasanya diberikan kepada kiai dan sesepuh. Sedangkan nasi usah asem tidak ada santannya supaya bisa tahan lama, karena akan dibagikan ke masyarakat umum,” ujarnya.
Dalam pembuatan nasi berkat sebanyak 40 ribu bungkus tersebut, memerlukan 5000 perewang dari masyarakat sekitar untuk memasak nasi dan dagingnya. Proses memasak dan penyembelihan dilakukan dengan lima kali proses dengan resep yang sederhana dengan garam dan bawang yang dimasukkan ke masing-masing kawah.
“Untuk sekali masak kami membuat 20 kawah untuk daging dan 16 dandang untuk nasinya, jadi totalnya 5 kali masakan,” terangnya.
Di samping itu, Muhammad Kharis berharap tradisi pembagian nasi berkat khas buka luwur Sunan Kudus dapat dilestarikan sebagai tradisi turun menurun, juga sebagai sarana ngalap berkah dan doa harapan kepada para leluhur.
“Sebagai generasi muda, tradisi pembagian nasi berkat ini dapat dilestarikan sebagai tradisi turun temurun, dan juga sebagai sarana ngalap berkah dan doa harapan kepada para leluhur,”harapnya.(tys,hasna/sim/adb)