KUDUS, Suaranahdliyin.com – FK Metra Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Kudus mengajak Kampung Budaya Piji Wetan (KBPW) untuk berkolaborasi. Kali ini, mereka akan membuat pentas teater virtual bertemakan “Jogo Tonggo” yang akan ditayangkan via YouTube pada akhir Agustus nanti.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Kudus Kholid Seif, mengatakan media tradisional masih menjadi sarana efektif untuk menyuarakan informasi, ajakan dan himbauan. Oleh sebab itu, pihaknya mengajak kepada para seniman dan budayawan Kudus untuk berkolaborasi menyuarakan Jogo Tonggo sebagai salah satu cara untuk mengatasi pandemi Covid-19.
“Kami ingin ada perspektif dan cara yang berbeda dari para pelaku kreatif. Kita tahu bahwa seniman dan budayawan biasanya memiliki nilai tersendiri untuk membantu kami dalam mengatasi pandemi,” ujar dia.
Senada dengan Kholid, Ketua Kampung Budaya Piji Wetan Muchammad Zaini memaparkan visinya tentang gerakan Jogo Tonggo. Menurutnya, masyarakat akan lebih memahami bila jargon tersebut disampaikan dalam bentuk karya seni pertunjukan.
“Masyarakat membutuhkan referensi dan representasi bagaimana praktik dari Jogo Tonggo ini,” jelasnya.
Masyarakat, imbuh Zaini, akan lebih memahami bila sebuah wacana itu dikaitkan dengan kebudayaan aslinya. Misalnya, kita bisa mengaitkan Jogo Tonggo ini dengan ajaran leluhur yang sudah lama mengendap dalam sanubari bangsa Indonesia. Adanya keterkaitan dengan ajaran leluhur ini yang akan memengaruhi pola pikir warga karena merasa bahwa sifat itu sudah ada dalam dirinya.
“Dengan begitu kita bisa mengelola psikologi warga agar lebih mau mengikuti ajakan jogo tonggo secara menyeluruh dengan benar,” papar guru SMK Duta Karya ini.
Pada pementasan kali ini, Zaini mengusung ajaran Pagar Mangkuk Sunan Muria sebagai ide pokoknya. Menurutnya, ajaran itu memiliki muatan nilai jogo tonggo yang amat kental. Kata dia, Sunan Muria selalu memberikan pemahaman kepada masyarakat muria untuk selalu mengasihi sesama makhluk ciptaan-Nya.
“Sunan Muria mengajarkan kepada kita untuk rajin memberi, mengulurkan tangan kepada orang lain, utamanya tetangga. Tidak hanya pada saat bahagia saja, tetapi juga dikala susah, kita diajarkan untuk selalu bersedekah,” sebutnya.(rid/adb, ros)