Cerita Budaya Desa, Warga Piji Wetan Angkat Ajaran Sunan Muria

0
4191
Salah satu lokasi unggulan Kampung Budaya Piji Wetan Desa Lau, Dawe, Kudus (SN/MF)

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Budaya menjadi pondasi dalam membentuk karakter masyarakat yang penuh dengan kearifan dan terbuka untuk semua kalangan. Mengikuti lomba cerita budaya desaku Kemendikbud RI, warga Piji Wetan mengangkat nilai filosofi Tapa Ngeli dan Pagar Mangkuk ajaran Sunan Muria.

Inisiator Kampung Budaya Piji Wetan, Muchammad Zaini, menjelaskan pemilihan Tapa Ngeli dan Pagar Mangkuk bertujuan untuk mengenalkan dua ajaran tersebut kepada masyarakat nasional. Ajaran Tapa Ngeli mengandung makna sengaja mengahnyutkan diri tetapi tidak terbawa oleh arus gelombang yang ada.

“Sedangkan Pagar Mangkuk adalah ajaran Sunan Muria yang mendidik masyarakat agar ringan tangan dalam bersedekah dan membantu orang lain,” ujar Zaini di sanggar budaya miliknya di Piji Wetan Desa Lau, Dawe, Kudus, Rabu (09/09/2020).

Menurut Zaini, dua ajaran tersebut dipandang relevan untuk disebarluaskan kepada masyarakat untuk bisa mengatasi problematika hidup. Sebenarnya laku hidup tersebut sudah sejak lama dilaksanakan oleh warga nahdliyin, utamanya warga Muria di sekitarnya.

“Di Piji Wetan, dua filosofi ajaran itu diimplementasikan dalam laku budaya berupa jagongan, tonilan dan mangkukan,” kata Zaini.

Tonilan adalah pentas teater rakyat yang didalamnya berisi lakon cerita-cerita legenda yang berkaitan dengan Sunan Muria dan asal usul desa-desa yang ada di Kawasan Muria. Pentas ini berfungsi untuk meluruskan cerita-cerita yang salah tentang Sunan Muria agar tidak disalah pahami masyarakat.

“Banyak versi cerita yang salah tentang Sunan Muria itu coba kami luruskan untuk meminimalisir salah paham. Seperti legenda Dewi Nawangsih dan legenda Bakaran,” jelasnya.

Adapun video dan konsepnya bisa ditonton pada link YouTube : Cerita Budaya Desaku Kampung Budaya Piji Wetan Desa Lau [KUDUS, JAWA TENGAH] (rid/adb, ros)

Comments