KH Ubaidillah Shodaqoh: Pesantren Miliki Andil Besar Wujudkan Moderasi Beragama

0
223
Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah, KH Ubaidillah Shodaqoh: menyampaikan perspektifnya

SEMARANG, Suaranahdliyin.com – Pengurus Rabithah Ma’ahid Islamiyyah (RMI) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah masa khidmah 2024-2029 bekerja sama dengan Bidang Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (PD Pontren) Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) Jawa Tengah menyelenggarakan halaqah pada Kamis – Sabtu (12-14/10/2024).

Halaqah yang mengusung tema “Menggali Nilai Moderasi dan Penguatan Pesantren” tersebut diselenggarakan di The Wujil Resort & Conventions, Kabupaten Semarang.

Didaulat sebagai narasumber pada kesempatan itu KH Noor Machin Chudlori (pengasuh Pondok API Tegalrejo), Dr KH Fadholan Musyafa’ Lc MAg (pengasuh Pondok Fadhlu Fadhlan), KH A Zaki Fuad MAg (Wakil Ketua PWNU Jateng/ pengasuh Pondok Khozinatul Ulum, Blora), serta Dr KH Abu Choir MA (pengasuh Pondok Pesantren Al-Fadholi).

Kepala Kanwil Kemenag Jawa Tengah, Dr H Musta’in Ahmad SH MH dalam sambutannya mengutarakan, bahwa dalam 15 tahun terakhir, moderasi menjadi salah satu isu yang banya diperbincangkan. Banyak sudut pandang muncul di Masyarakat.

Dan agama, katanya, kini tak hanya dibincangkan oleh ahli agama saja. Adanya teknologi diiringi dengan keterbukaan informasi, bukan ahli agama bisa mengumpulkan data seolah menjadi ahli agama. Wajah agama pun berubah sesuai dengan siapa yang membincangkannya.

“Peran agama tetap menjadi entitas menarik bagi generasi masa depan,” tutur Musta’in Dr Ahmad.

Maka, pesantren pun diharapkan dapat meneruskan dalam menjaga tradisi, dan agama terus menjadi warna bagi kehidupan.

“Moderasi ibarat sebuah pohon, dengan akar yaitu akidah, syariat dan akhlak yang kuat menghujam ke tanah, sehingga akan menghasilkan cabang dan daun berupa komitmen kebangsaan, toleransi, antikekerasan dan adaptif terhadap kearifan lokal. Tentu ini tak lepas dari batang yang tidak bengkok ke kanan (radikalis) atau ke kiri (liberalis),” jelasnya.

H Amin Handoyo Lc MAg, Kepala Bidang Pendidikan Diniyah Dan Pondok Pesantren (Kabid Pontren) Kemenag Jawa Tengah menyampaikan, kerja sama dengan RMI PWNU Jateng ini menguatkan pesantren itu sendiri.

“Moderasi kemudian meningkat menjadi harmoni dan kerukunan. Di pesantren banyak sekali nilai-nilai moderasi yang perlu dimunculkan,” ujar H Amin Handoyo.

Sedang Ketua RMI PWNU Jateng, KH Ahmad Fadlullah Turmudzi, mengutarakan, pesantren merupakan sistem pendidikan tertua di negeri ini sejak politik etis 1901 hingga lahir Undang-Undang (UU) Pesantren No 18 tahun 2019.

Sebagai lembaga pendidikan tertua di Nusantara, lanjutnya menambahkan, masih ada hingga kini karena mampu menjaga kecakapannya dalam dua hal, yaitu sanad keilmuan dan estafet kepemimpinan.

“Berkat daya tahan adaptasinya pesantren dalam keragamannya mempunyai praktek terbaiknya (best practice) sendiri dalam pemeliharaan dan peningkatan pendidikannya,” ujar pengasuh Pondok Pesantren Salaf APIK, Kauman.

Sementara Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah, KH Ubaidillah Shodaqoh menuturkan, pesantren memiliki andil besar dalam mewujudkan moderasi beragama.

“Moderasi bukan hanya soal teori pemahaman belaka, namun harus mampu diterapkan dalam pergaulan lokal hingga internasional. Jangan sampai terjadi konflik antar pesantren. Ditambah yang hadir disini harus menjadi perekat umat,” ungkapnya. (*)

Comments