KUDUS, Suaranahdliyin.com – Mustasyar PBNU KH. Sya’roni Ahmadi mengatakan bahwa GP Ansor harus gagah. Baik pengurus maupun anggota tidak boleh patah arang dalam berjuang menghidupkan ajaran Ahlus Sunnah wal jamaah an-Nahdliyah.
“Ansor sekarang harus gagah. Ojo klemar-klemer. Zamanku dulu, orang Ansor itu gagah-gagah,” tegasnya kepada rombongan silaturrahim PC GP Ansor Kudus, Senin (17/06/19).
KH. Sya’roni juga mengisahkan kenangannya sebagai anggota GP Ansor Kudus ketika sedang gencar serangan PKI terhadap kaum santri dan kiai. Ia juga pernah dihadang oleh PKI ketika mengisi sebuah acara di Demak.
“Saya dulu jadi Ansor Kudus zaman PKI. Saya pernah naik podium acara pengajian Ansor di Kedungwaru, Demak. Di situ pula, ada PKI sedang mengasah dan mengacungkan pedang. Tapi saya tidak takut,” kenangnya disampaikan dalam bahasa jawa.
Setelah acara selesai, imbuh KH. Sya’roni, kami mendapat kabar bakal dihadang oleh PKI di Tanggulangin. Kemudian KH. Sya’roni lewat Jetak sehingga tidak ketemu dengan penghadang.
“Setelah Ansor saya dijadikan Mustasyar NU, jadi bukan Ansor lagi,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, kiai kharismatik asal Kudus ini juga menuturkan resep terkabulnya cita-cita dengan menyayangi anak yatim-piatu. Menurutnya, bisa dengan cara menyantuni dan mengusap kepala mereka.
“Kalau kalian semua ingin jadi pejabat, Bupati, Kepala Desa atau yang lainnya, santuni anak yatim. Caranya usap ubun-ubunnya supaya jadi lantaran terkabulnya maksudmu,” pesannya.
Kendati begitu, KH. Sya’roni mengingatkan jika seseorang itu juga harus bisa tahu diri. Miliki lah cita-cita sesuai kemampuan yang dimiliki dan kiranya bisa dijangkau.
“Tapi keinginanmu harus sesuai dengan kemampuan. Kalau kekuatannya cukup jadi kepala desa ya jangan berharap dadi Presiden,” tuturnya.
Ia juga menceritakan dulu Gus Yasin, putranya Mbah Maimoen Zubair datang ke rumah Mbah Sya’roni, saat mau calon jadi wakil gubernur Jawa tengah. KH. Sya’roni pun berpesan kepada Gus Yasin untuk menyantuni anak yatim.
“Dan sekarang (Gus Yasin-red) sudah jadi Wakil Gubernur Jawa Tengah bersama pak Ganjar,” ujarnya.
Acara silaturahim ini ditutup dengan doa dan dilanjutkan dengan sholat maghrib berjamaah di ndalem KH. Sya’roni Ahmadi.(Faiz/rid)