PATI,Suaranahdliyin.com – Mengakhiri acara Mathole’ Fest, Pimpinan Pusat Keluarga Mathali’ul Falah (KMF) Kajen Pati mengadakan kegiatan bertajuk Youth Space bersama Pojok Diskusi IPMAFA, Sabtu (29/7/2023). Acara yang bertempat di halaman Kampus Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) Kajen itu, menghdirkan nara sumber Ketua PBNU H. Savic Ali, Pengasuh PP Alhasaniyah Mohammad Mahrusillah Zarkasy, dan Zeni Hafidhotun Nisak.
Pada kesempatan itu, Savic Ali menguraikan eksistensi santri supaya bisa tetap survive di tengah tantangan zaman. Ia berpendapat bahwa hal tersebut bukanlah hal yang sulit, “Sudah seratus tahun lebih santri survive, (seperti) bapak-bapak kita, kakek kakek kita,”ujarnya
Menurut Savic Ali, banyak orang sering menganggap di Jawa Timur angka kemiskinan itu tinggi. Berarti orang NU yang miskin karena Jawa Timur basisnya Nahdliyin.
“Tetapi saya meragukannya, karena datanya yang muslim tidak ada identitasnya. Tapi jika kita refleksikan apa yang disekitar kita, santri yang masih ngaji, tahlil, dan dalam keagamaan itu taat, kayaknya kok gak ada yang dibawah garis kemiskinan”, Imbuhnya.
Savic Ali juga berpesan untuk para santri agar tidak perlu khawatir. Dikatakan, ada dua modal untuk mengarungi hidup. Yang pertama, sikap mental yang baik. Sikap mental yang baik itu dipengaruhi oleh kapasitas spiritual seseorang, yang akan melahirkan keputusan-keputusan yang benar. Yang kedua baru skill atau knowledge.
“Kalau punya sikap mental lazimnya santri, santri tidak perlu khawatir untuk merespon tantangan-tantangan zaman, walaupun dalam konteks ini kita tetap butuh bekal pengetahuan-pengetahuan tertentu”, imbuhnya.
Dalam acara yang mengangkat tema membangun generasi santri masa depan itu, dihadiri pula ketua PP KMF H. Marwan Ja’far, Wakil Rektor III IPMAFA Ali Subhan, Lc, M. Ed dan peserta dari kalangan pelajar sekolah-madrasah dan santri pondok pesantren di Kajen.(Mieska Ajrillah/adb)