DEMAK, Suaranahdliyin.com – Angka Kematian Ibu (AKI) melahirkan di Indonesia, masih terbilang cukup tinggi. Angkanya masih mencapai 305 per 100.000 kelahiran pada 2015. Angka tersebut masih belum optimal, sehingga AKI melahirkan masih menjadi prioritas utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengan Nasional (RPJMN) 2019-2024.
Maka tak heran, target Suistanable Development Goals (SDGs) di 2030, menyatakan, bahwa target AKI adalah per 100.000 kelahiran hidup. Dan program Keluarga Berencana (KB) menjadi salah satu pilar dari safe motherhood, yang diharapkan sebagai upaya strategis dalam membantu percepatan penurunan AKI.
Berbagai upaya untuk memehuni target SDGs 2030 itu, dilakukan. Salah satunya dengan digelarnya Pelatihan Praktik Pelayanan Kontrasepsi bagi Dokter dan Bidan oleh BKKBN Provinsi Jawa Tengah di RSI NU Demak, Kamis (25/5/2023).
Pelatihan tersebut dihadiri antara lain Romdhon SH dan Mintono (perwakilan BKKBN Jawa Tengah), Drs Taufik Rifa’i MSI (Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa, Pengendalian Penduduk dan KB/ Dinpermades P2KB Kabupaten Demak), dan direktur RSI NU Demak, dr Abdul Aziz MHKes MKM (ARS).
Pada kesempatan itu, pelatihan diikuti oleh 15 peserta yang berasal dari Kabupaten Demak, Kabupaten Kudus, Kabupaten Jepara, Kabupaten Pati, Kabupaten Rembang dan Kabupaten Blora.
Romdhon dalam sambutannya, menyampaikan, pelatihan bertujuan agar para dokter dan bidan dapat melakukan praktik pelayanan kontrasepsi IUD dan Implan di tempat mereka bekerja.
“Mereka sudah mendapatkan materi pelatihan di kelas sejak 22 Mei di Hotel Amantis Demak, dan pada 25 – 26 dilaksanakan praktik pemasangan IUD dan Implan di RSI NU Demak, dengan menghadirkan narasumber dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Pengurus Daerah Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Jawa tengah dan Dokter dari RSUP Kariadi,” katanya.
Dr Abdul Aziz MHKes MKM (ARS), mengapresiasi BKKBN Jawa Tengah, yang telah memilih RSI NU Demak sebagai tempat pelatihan praktik pelayanan kontrasepsi ini. “RSI NU Demak akan terus men-supprort program-program dari pemerintah seperti kesehatan reproduksi, KB dan stunting,” paparnya.
Disampaikannya, di RSI NU Demak kini telah memiliki layanan unggulan obgyn dengan tiga dokter obgyn, dua di antaranya wanita, layanan Pelayanan Obstetri Neonatal Emergency Komprehensif (PONEK) 24 jam, dan layanan Poli selama enam hari.
“Dalam program KB Safari, kami juga turut andil, bekerja sama dengan Muslimat NU Demak, yang melayani sebanyak 400 akseptor KB setiap tahunnya. Pada 2015, RSI NU Demak berhasil meraih juara I Nasional lomba promosi dan konseling kesehatan reproduksi dan pelayanan KB rumah sakit tipe D,” tuturnya.
Direktur RSI NU Demak yang juga pengurus Lembaga Kesehatan (LK) PBNU itu juga menyampaikan, bahwa di Nahdlatul Ulama (NU), sudah terbentuk Satuan Tugas (Satgas) stunting hingga tingkat ranting.
“Baru-baru ini PBNU juga melaunching program Keluarga Maslahat dari tingkat desa hingga pusat. Tujuannya, bersinergi dengan pemerintah untuk menyukseskan program kesehatan seperti isu stunting, KB, dan TBC,” ujarnya. (rls/ adb, ros, rid)