Syaikh Fadi Fuad Alamudin: Aswaja Harus Jadi “Jembatan Penyeimbang”

0
966
Syaikh Fadi Fuad Alamudin bersama pejabat teras Unwahas Semarang

SEMARANG, Suaranahdliyin.com – Aswaja Centre Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang, menggelar Dirasah Ahlussunnah wal Jama’ah An-Nahdliyah dengan menghadirkan Syaikh Fadi Fuad Alamudin dari Global University, Lebanon. Acara dilangsungkan di Hall Wahid Hasyim Lantai VI Kampus Unwahas, Selasa (7/6/2022) kemarin.

Kegiatan yang merupakan salah satu upaya Aswaja Centre Unwahas dalam melakukan tranformasi keilmuan, dengan melibatkan pembicara dari luar Negeri, ini dihadiri para pejabat teras Unwahas.

Rektor Unwahas, Prof Dr Mudzakir Ali, dalam sambutannya, menyampaikan, Unwahas adalah perguruan tinggi yang berkomitmen dalam memegang teguh ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) An-Nahdlyiyyah.

“Unwahas senantiasa memegang teguh ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) An-Nahdlyiyyah,” tegasnya diamini pengasuh Pondok Pesantren Luhur Wahid Hasyim Semarang, Dr KH Muhammad Syaifudin.

Syaikh Fadi Fuad Alamudin, mengutarakan, bahwa pada zaman Nabi, nama Ahlusunnah wal Jama’ah belum tersebar di kalangan masyarakat. Namun Baginda Nabi menyebarkan Islam kepada para Sahabat sebagaimana yang dilakukan para Nabi sebelumnya.

“Khawarij muncul pertama kali di luar Ahlu Sunnah Wal Jamaah. Mereka yang semula mengagungkan Sayyidina Ali, lalu pergi dengan mengafirkan orang-orang yang bersama Sayyidina Ali,” jelasnya.

Maka lebih lanjut disampaikan, Aswaja harus mampu menjadi jembatan penyeimbang sekaligus melakukan tindakan yang proporsional dalam menyikapi sebuah konflik di masyarakat. “Sekaligus (juga) memberikan solusi (yang) tepat,” paparnya. (dina lorenza, octalia heri/ ulum, ros, adb)

Comments