Awwamah Center Indonesia Gelar Daurah Ilmiah  

0
251
Syaikh Awwamah/ Foto: dokumentasi ACI (istimewa)

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Belum lama ini, Awwamah Center Indonesia (ACI) menyelenggarakan Daurah Ilmiah bersama Syaikh Awwamah.

Daurah Ilmiah yang diselenggarakan ACI tersebut dibuka oleh Ustaz Abdul Fathir Kautsar Lc MA, perwakilan ACI. Pada kesempatan itu dikaji pula “Penguatan Ilmu Hadis – Aswaja” melalui zoom meeting.

Menurut Ustaz Fathir, Daurah Ilmiah ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Prof Dr Syaikh Muhyiddin Awwamah ke Indonesia pada awal 2025 lalu.

Tujuan kunjungannya ke Indonesia, adalah untuk menyebarkan Manhaj ayahandanya, yakni Syaikh Muhammad Awwamah, sekaligus dalam rangka mencetak kader yang ahli dibidang ilmu Hadis – Aswaja.

Al Habib Mujtaba bin Syihab, ketua Majelis Muwashalah baina Ulama Indonesia, dalam sambutannya menegaskan akan pentingnya mencari ilmu kepada para pakar yang kompeten di bidangnya.

“Transmisi sanad keilmuan adalah (bagian dari) agama. Maka berhati-hatilah dari mana kalian mengambil ilmu agama,” tegasnya menyitir sebuah nasihat dari Ibnu Sirrin.

Puncak acara ditutup dengan nasihat dan doa oleh Syaikh Awwamah yang diikuti oleh para peserta webinar, yang disiarkan langsung dari Istanbul, Turki.

Adapun pesan penting itu adalah, Pertama, bahwa kunci sukses mencari ilmu ada tiga, yakni talaqqi (berguru langsung kepada orang alim/ mondok, bukan belajar secara otodidak); Berguru dalam durasi waktu yang lama, kisaran 5 – 7 tahun); Berkelana mencari ilmu di luar daerahnya.

Kedua, adalah musibah besar ketika ummat ini tidak mampu menyiapkan (mencetak) para kader penerus ulama terdahulu.

Ketiga, pentingnya menghidupkan kajian hadis, karena berkaitan langsung dengan Al Quran, dan karena ulumus syariah merujuk kepada sunnah

Keempat, pada setiap disiplin ilmu, harus ada ahlinya, yaitu orang yang mutakhassis (mendalami secara khusus ilmu tersebut), sehingga mampu menjawab syubhat-syubhatnya. Jika tidak ada, maka ummat ini berada dalam kekurangan (dosa), karena ini bagian dari fardlu kifayah.

Kelima, bahwa seyogyanya kita senantiasa menghidupkan kisah-kisah ulama di majlis-majlis ilmu.

Keenam, santri tidak boleh berhenti belajar (mendalami) ilmu sekalipun sudah tamat dari pondok/ universitas, karena banyaknya alumni yang berhenti, bahkan hilang ilmunya, karena terlilit permasalahan ekonomi.

Ketujuh, jangan memanggilku dengan gelar-gelar tertentu, seperti “Al-Muhaddis, Al-Allamah, dan lainnya”. Saya adalah “santri/ pencari ilmu”.

Kedelapan, perbanyaklah doa (terutama di pagi hari):

‎اللهمَّ إنى أسألُك علمًا نافعًا ورزقًا طيبًا وعملًا متقبلًا.

“Ya Allah saya meminta ilmu yang manfaat, rezeki yang baik, dan amal yang diterima”

Dan acara pada malam hari tersebut ditutup dengan doa oleh Syaikh Awwamah pada pukul 22.00 WIB.

Tercatat lebih dari 180 peserta mengikuti acara melalui zoom, dan ribuan peserta lainnya hadir melalui live streaming facebook akun “فضيلة الشيخ العلامة محمد عوامة” dengan seksama hingga berakhir. (Ustaz Nurul Fattah MA, ketua Awwamah Center Indonesia/ ACI)

 

Comments