
SEMARANG, Suaranahdliyin.com – Gelaran “Ngopi Coi: Ngobrol Pintar Cara Orang Indonesia” yang digelar Forum Komunikasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jateng Selasa (27/10/2020) ini, mengajak masyarakat literasi informasi tangkal radikalisme.
Acara yang digelar di Hotel Santika Semarang, ini menghadirkan praktisi media yang juga mantan Ketua Dewan Pers, Yosep Stanley Adi Prasetyo (Stanley).
Stanley, mengemukakan, bahwa narasi radikalisme sudah menyasar di media massa. “Dulu, wartawan berulang kali meliput insiden bom, begitu pula televisi menyiarkan berulang kali, sehingga hal ini membuat masyarakat cemas,” terangnya.
Namun, tambahnya, terkait pola konsumsi berita, saat ini minim sekali kegiatan pengecekan atau tabayun. Kalau media massa dapat dikawal Dewan Pers, tetapi jika media sosial, susah. “Sementara anak-anak milenial sekarang, kiblatnya adalah media sosial,” ungkapnya.
Kendati demikian, dia menilai, generasi muda sekarang punya kemampuan literasi digital yang luar biasa, sayang mereka lemah di bidang hukum, menangkal hoaks, dan dampaknya. Kalau mereka membunuh di media sosial kan aman, namun mereka tidak tahu dampak hukumnya.
“Orang tua, sebaliknya. Mereka tidak dapat menguasai media digital dan media sosial dengan baik. Bahayanya itu, hoaks diproduksi orang pintar yang jahat, namun dibagikan orang baik yang bodoh,” jelasnya.
Kasi Pemulihan Korban Aksi Terorisme Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Muhammad Lutfi, menyampaikan, ciri-ciri tindakan radikalisme adalah anti NKRI, anti Pancasila, intoleran dan mudah mengafirkan.
“Merespons perkembangan penyebaran radikalisme di media, baik melalui media massa maupun media sosial, perlu diwaspadai, karena keduanya dijadikan pola penyebaran paham radikal. Kalau 2010 ke belakang, penyebarannya lewat media konvensional,” ujarnya.
BNPT sendiri, lanjutnya, sudah membentuk Duta Damai dari para kaum milenial yang aktif di media sosial dan blogger, untuk memberikan narasi damai, kontra narasi terhadap kaum radikal.
“BNPT juga melibatkan masyarakat melalui pembentukan FKPT, dan melibatkan masyarakat dalam upaya menghimpun kekuatan untuk menangkal terorisme,” tuturnya.
Sukendar Ph.D (FKPT Jateng), menyebut, FPKT adalah mitra strategis BNPT di daerah, yang perannya sampai tataran bawah, dan di dalamnya ada yang membidangi media, pemuda, perempuan hingga riset. (*/ ibd, adb, ros)