JEPARA, Suaranahdliyin.com – Adanya musibah yang terjadi di masyarakat, selalu mengundang kepedulian para pihak untuk membantu mereka yang terdampak. Seperti saat musibah banjir melanda.
Dalam kegiatan tanggap bencana, apa saja yang harus dilakukan?
Menurut wakil ketua PCNU Kabupaten Jepara, H Hisyam Zamroni, yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah mendata berapa orang yang terdampak dari musibah itu. “Setelah itu, cari tahu kebutuhan pokok apa saja yang mendesak untuk dipenuhi,” katanya yang pernah menjadi ketua tanggap bencana NU Jepara.
Jika yang paling mendesak adalah makan tiga kali sehari karena tidak memungkinkan untuk memasak, ujarnya memberi contoh, maka bisa berkoordinasi dan bersinergi dengan pihak lain seperti Fatayat dan Muslimat untuk menyediakan menu (makanan) sesuai data,” ungkapnya.
Untuk penyediaan menu (makanan), juga tidak mesti harus memasak sendiri. Tetapi bisa juga dengan mengumpulkan donasi makanan dari warga sesuai kemampuan, kemudian dikumpulkan, lalu diangkut untuk didistribusikan.
“Semua harus bergerak. Saling bahu membahu dan bersinergi. Yang harus menjadi catatan, bahwa pemunuhan kebutuhan untuk masyarakat terdampak bencana (musibah), itu tidak harus berbentuk uang. Ini harus dipahami,” tuturnya. (ros/ adb, gie, rid)
Cara pendistribusian bantuan
- Data per RT diberikan melalui RT lewat Posko yang ada
- Masyarakat yang terdampak didahulukan
- Jumlah kebutuhan harus clear di lapangan. Misal: butuh 3.000 bungkus nasi, maka harus clear 3.000 ribu bungkus nasi.
Jika dibagi, berarti:
- Kebutuhan untuk pagi: 1010 bungkus
- Kebutuhan untuk siang: 1010 bungkus
- Kebutuhan untuk malam: 1010 bungkus
Selain itu, perlu diperkirakan kondisi bisa pulih. Jika dari perkiraan belum pulih, maka dilakukan evaluasi, sekaligus untuk mengambil kebijakan, apakah akan memperpanjang aksi peduli terhadap warga terdampak bencana.