
KUDUS, Suaranahdliyin.com – Ketua Pengurus Pusat Lesbumi NU, KH. Ng. Agus Sunyoto berbagi pengalaman ketika pertama kali mengusulkan supaya Resolusi Jihad diakui sebagai sejarah oleh pemerintah RI.
Hal itu ia ceritakan pada Sarasehan dan Ngaji budaya dalam rangka Gebyar Hari Santri dan Hari Jadi ke-470 Kota Kudus yang diselenggarakan Lakpesdam NU Kudus dan Yayasan Pendidikan Islam Kyai Telingsing di Aula Museum Jenang Gusjigang X-Building, Kamis (03/10/19).
“Ketika itu pertanyaannya sederhana, PBNU punya datanya tidak?” ujarnya mengisahkan
Agus Sunyoto menambahkan, secara tidak sengaja membaca sebuah catatan dari sejarawan Amerika menyebut Resolusi Jihad itu disiarkan oleh kantor berita Antara pada 25 Oktober 1945.
“Jadi dua hari setelah Resolusi Jihad disuarakan, disiarkan oleh Kantor Berita Antara. Kemudian sumber lain pada 27 Oktoner 1945 dimuat di Koran Kedaulatan Rakyat,” tuturnya.
Makanya, pada 22 Oktober 2017 di Museum Kebangkitan Jakarta secara resmi ada ruang khusus untuk KH. Hasyim Asy’ari. Beliau diakui sebagai peletak dasar Resolusi Jihad munculnya Pertempuran 10 November sebab data tersebut.
“Itu sebabnya kita sekarang ini sedang ambil 2 juta data. Yang itu manuskrip kisaran 200 tahun yang lalu, untuk membuktikan kiprah lain tentang santri dan Kiai,” bebernya.
Kendati begitu, tetapi ada banyak rintangan yang harus ditaklukkan. Karena ada oknum-oknum yang tidak ingin santri terlihat berkiprah di NKRI ini. (rid, ros/ adb)