Rais NU Jateng : Pendidikan Bukan Industrialisasi

0
1291
Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah KH. Ubaidullah Shodaqoh dalam Rakerdin VI LP Ma’arif NU di Aswaja Center, Kota Pekalongan, Ahad (23/02/2020)
  • Ma’arif Diharap Bisa Merespons Fenomena Anak Punk dan Klitih

PEKALONGAN, Suaranahdliyin.com – Rais Syuriah PWNU Jawa Tengah KH. Ubaidullah Shodaqoh mengatakan bahwa sekolah atau madrasah bukanlah industrialisasi. Hal itu disampaikannya dalam Rapat Kerja Dinas (Rakerdin) LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah yang keenam di Kota Pekalongan, Aswaja Centre, Ahad (23/2/2020).

“Pendidikan bukan hanya industrialisasi, tapi lebih pada akhlak, juga keterlibatan semua masyarakat,” tuturnya.

Menurutnya, LP Ma’arif berperan sebagai bengkel kader Nahdliyin. Maksudnya, murid-murid yang dikeluarkan dari madrasah dibawah naungan Ma’arif ini merupakan warga NU, yang juga suatu saat siap berkhidmah di dalam jamiyah NU.

“Tentunya, Ma’arif ini merupakan lembaga yang sangat penting di jamiyah NU. Jadi wajar kalau kepengurusan NU di cabang, wilayah bahkan di pusat memprioritaskan kemajuan LP Ma’arif ini,” ujar Kiai Ubaid dalam Rakerdin Keenam ini.

KH. Ubaid menambahkan, Ma’arif harus lebih mengurusi kemajuan manajemen lembaga pendidikan dan meningkatkan mutu guru-guru Ma’arif di Jawa Tengah yang berjumlah sekitar 300 ribu. “Karakter lembaga pendidikan Ma’arif ini yang diisi oleh tokoh-tokoh NU, tokoh-tokoh masyarakat harus dikelola agar madrasah-madrasah dibawah naungan Ma’arif bisa tertib dan percaya diri untuk bersaing dengan sekolah negeri sekalipun,” imbuhnya.

Saat ini, lanjut KH. Ubaid, tantangan dunia pendidikan adalah semakin banyak anak didik yang lepas kendali. Akibatnya, kita banyak melihat anak-anak yang bergabung di komunitas yang negatif seperti punk. Kemudian, seperti di Yogyakarta dan Magelang, kata KH. Ubaid, ada fenomena klitih, yakni anak-anak usia SMP yang bangga ketika merampas barang milik orang lain. Itu merupakan persoalan yang harus dicarikan solusi oleh Ma’arif NU.

“Saat ini banyak masalah, utamanya usia anak sekolah. Kalau kita turun ke jalan, banyak anak-anak lepas dari aturan, anak punk misalnya, mereka lepas dari aturan dan ini tanggungjawab Ma’arif NU,” jelas beliau.

Untuk itu, KH. Ubaid berharap, semua warga Ma’arif merespons fenomana itu dengan menyesuaikan metodologi pendidikan dengan perkembangan zaman tapi tetap mengutamakan karakter-karakter agung warisan ulama.

Selain Kiai Ubaid, hadir juga Ketua LP Ma’arif PWNU Jawa Tengah R. Andi Irawan, dan perwakilan Walikota Pekalongan, anggota DPR RI, Ketua DPRD Kota Pekalongan, pejabat setempat, perwakilan UNICEF, dan ratusan peserta dari Kepala Madrasah/Sekolah LP Ma’arif dari empat wilayah tersebut. (Ibda/rid)

Comments