Pelantikan PP Jatman
Rais Aam PBNU Harapkan Pengurus NU Berthariqah

0
74
Rais Aam PBNU KH. Miftachul Akhyar menyampaikan taunihat dalam pelantikan JATMAN kemarin

PURWOREJO,Suaranahdliyin.com – Rais ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengatakan para ulama pendiri NU seperti Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari juga menjalankan Tarekat. Ia bahkan menerima baiat dan talqin dari Syekh Abdul Manan.

Hal itu disampaikan KH Miftachul Akhyar saat memberikan taujihat dalam acara pelantikan Idarah Aliyah Jam’iyyah Ahlith Thariqah al-Mu’tabarah an-Nahdliyyah (JATMAN) masa khidmah 2025–2030 di Pondok Pesantren An-Nawawi Berjan, Kabupaten Purworejo, Senin (7/7/2025).

“Saya sangat berharap, seluruh pengurus NU itu berthareqah. Bahkan kalau bisa semua warga NU, bukan hanya pengurus, juga bertarekat”harap Kiai Miftachul Akhyar

Namun demikian, ia mengingatkan agar keterlibatan dalam Tarekat tidak mengganggu roda organisasi. Harus ada pembagian peran yang jelas agar NU tetap berjalan baik, baik secara struktural maupun kultural.

Lebih jauh, ia menyebut NU sebagai miniatur Islam yang utuh, bukan hanya dari aspek akidah, tetapi juga mencakup syariat dan tasawuf. NU menganut paham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja), sebuah paham akidah yang moderat dan menjaga keseimbangan antara dimensi lahir dan batin.

“NU itu mengikuti apa yang diperintahkan Islam dan meninggalkan apa yang dilarang Islam. Jadi kita tidak membuat pembandingan. Tugas-tugas ini hanya bisa dijalankan dengan struktur yang rapi, dan tentu spiritualitas yang kokoh,” tegasnya.

Kepada para pengurus JATMAN yang dilantik, Kiai Miftach mengapresiasi karena mereka adalah kiai-kiai yang seimbang antara syariat dan hakikat. Mereka adalah sosok yang menjalani tafaqquh fi al-din (pendalaman syariat) dan tasawuf (pendalaman batin/spiritual).

Menukil pandangan Imam al-Ghazali, ia menjelaskan betapa dalam dan agungnya ilmu tasawuf. “Imam Ghazali menyatakan, beliau pernah menyelami lautan fikih dan berhasil sampai pantainya. Beliau juga menyelami lautan filsafat dan tauhid, dan selamat. Tapi ketika menyelami tasawuf, beliau justru ‘tenggelam’. Ini menggambarkan betapa dalamnya ilmu tasawuf,” urainya.

Oleh karena itu, ia mengajak agar JATMAN tidak diremehkan. Sebab, substansi yang diajarkannya bukan sekadar amalan lahir, melainkan pendidikan rohani dan pembersihan hati yang sangat penting dalam membentuk pribadi yang “benar” dan bukan sekadar “pintar”.

“JATMAN mendidik hati dan spiritual. Maka akan lahir orang-orang yang tidak hanya pintar, tapi juga bener. Dan itu yang kita butuhkan dalam kehidupan beragama dan berbangsa,”tandasnya.

Pelantikan pengurus JATMAN dihadiri pula Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, pengurus JATMAN dari berbagai daerah dan ribuan jamaah.(nfk/adb)

Comments