
BREBES, Suaranahdliyin.com – SMP NU Al Fattah Tegalgandu,menngadakan Pesantren Ramadhan di ruang aula lantai dua gedung utama.Sabtu (22/3/ 2025). Kegiatan yang berlangsung dari pagi sampai malam hari menghadirkan beberapa pemateri dari lingkungan pendidikan termasuk dari Asatid pengampu tadris Qur’an Pondok Pesantren Al Fattah Tegalgandu.
Usai pembukaan, Guru Mapel ke NU an yang juga sekretaris MWC NU Wanasari Akhmad Sururi menjadi pemateri pertama dengan sesi mengenal dunia Pesantren. Alumni Lirboyo. Ini menguraikan kata santri dengan rentetan huruf Hijaiyah yang tersusun dari huruf sin, nun, ta dan ra.
Ia menjelaskan santri terdiri dari huruf sin yang artinya satirun anil uyub yang artinya menutupi kejelekan atau aib. Diterbangkan, sebagai santri harus bisa menutupi aib orang lain, tidak boleh mengumbar kejelekan teman sendiri di hadapan orang lain. Termasuk dalam kategori ini adalah membuly juga sangat dilarang.
“Oleh karena itu sesama teman tidak boleh saling menghina atau mengejek. Tapi sesama teman harya saling senyum, sapa dan menebarkan kebaikan bersama. Sin juga artinya sariun ilan khaeroti, artinya sebagai santri bersegera untuk melakukan kebaikan. Perjuangan untuk kebaikan harus disegerakan jangan ditunda tunda. Banyak kebaikan yang harus kita lakukan sebagai santri, “terangnya.
Sururi melanjutkan huruf berikutnya yaitu “nun”kepanjangan dari naibul anil ulama. Menurutnya, santri saat sudah pulang ke rumah mengganti posisi ulama yang telah wafat. Artinya santri dari berdakwah mengganti para ulama yang telah wafat.
“Ilmu para santri secara geneologis dari para Ulama Pesantren yang bersambung atau mutasil. Nun juga menurut Akhmad Sururi bisa diartikan dengan naibul anil Umaro. Santri bisa menggantikan peran pemimpin. Dalam hal ini pimpinan negara, daerah, desa atau wakil rakyat yang disebut dengan dewan Perwakilan rakyat. Bahkan ketua Yayasan kita yakni Gus Syaffa menjadi salah santri yang memiliki predikat naibul anil umaro, karena saat ini menjadi anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah, lanjut Akhmad Sururi
Lalu huruf “ta”, terang dia, kepanjangan dari taibun ani dzunub, tobat dari segala macam dosa. Santri selalu bertaubat atas segala salah dan dosa yang teladilakukan dengan membaca istighfar.
“Lebih lebih di bulan Ramadhan yang disebut dengan bulan maghfiroh, maka sebagai santri harus banyak bertaubat agar hati dan batin kita bersih,” lanjut Sekretaris MWC NU Wanasari.
Berikutnya rangkaian huruf Hijaiyah yang membentuk kata “Santri”adalah ra kepanjangan dari roghibun fil ibadah. Dijelaskan bahwa cinta kepada akhirat ditandai dengan semangat mengerjakan amal ibadah sebagai bekal untuk akhirat.
“Lebih dari itu juga menjauhi larangan agama sebagai bentuk ketaatan seorang hamba. Termasuk cinta kepada akhirat adalah mereka yang rajin sholat lima waktu. Oleh karena itu santri selalu menjaga shalat wajib dan tambahan sholat sunah.”terang Sururi.
Mengakhiri materi Kepesantrenan yang disampaikan oleh Akhmad Sururi, dirinya berpesan kepada seluruh peserta didik agar menjadi akhlakul karimah. Akhlak kepada orang tua, kepada guru dan sesama teman harus dijaga dengan baik.
” Lisan kita harus dijaga dari menyakiti orang lain, tangan kita juga dijaga dari melakukan kemaksiatan. Dengan menjaga semuanya maka karakter kesantrian kita akan terjaga, “tegasnya.
Sementara itu, Kepala SMP NU Al Fattah Tegalgandu, Moh Adnin mengatakan bahwa Pesantren Ramadan yang diselenggarakan pada bulan Ramadhan merupakan program rutin yang bertujuan untuk memperkuat karakter keagamaan. Hal ini sangat penting mengingat saat sekarang nilai nilai akhlakul karimah menjadi sorotan oleh masyarakat.
“Oleh karena itu melalui beberapa materi keagamaan yang dilaksanakan pada kegiatan Pesantren Ramadhan diharapkan akan memperkuat karakter keagamaan mereka dengan membiasakan beribadah dan berprilaku yen baik kepada siapapun,”ujarnya.
Kegiatan pesantren Ramadan di SMP NU Al Fattah Tegalgandu diikuti oleh seluruh murid dari kelas VII s.d IX . Semuanya mengikuti kegiatan dengan membawa alat tulis untuk mencatat keterangan materi yang disampaikan oleh nara sumber. Tampak hadir mendampingi murid murid beberapa dewan Guru SMP NU Al Fattah Tegalgandu.(lis/adb)