Respons Kebijakan New Normal di Pesantren
Pengurus PCNU Lakukan Audiensi dengan Bupati

0
1306
H. Yusuf Hasyim, ketua PCNU Kabupaten Pati/Dok. Pribadi

PATI, Suaranahdliyin.com – Belum lama ini, jajaran pengurus PCNU Kabupaten Pati melakukan audiensi dengan Bupati Pati (Ketua Gugus Tugas Covid  – 19). Pada kesempatan itu, Ketua PCNU Pati, H Yusuf Hasyim didampingi KH M Liwa’udin MPd (Ketua RMI), Dr Moh Qosim MM (Ketua LKNU) serta KH Moh Niam Sutaman Lc dan KH Moh Shobur sebagai perwakilan Pondok Pesantren (Ponpes).

Dalam audiensi itu, H Yusuf Hasyim menyampaikan, bahwa jumlah Ponpes di Kabupaten Pati mencapai lebih dari 220 pesantren dengan jumlah santri tak kurang dari 25.000 yang berasal dari berbagai daerah. Banyaknya Ponpes dan santri, ini tentu butuh perhatian jika diberlakukan kebijakan new normal.

‘’Dari Ponpes yang tak sedikit itu, sebagian besar sarana prasarana yang dimiliki baik ruang tidur santri, MCK, sarana kesehatan dan juga ruang pembelajaran, masih banyak yang belum memadai,’’ katanya.

Ditambahkannya, banyaknya santri yang berasal dari luar kota, sebagian ada yang masuk zona merah, sehingga perlu kerja sama antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati dan Satgas dari pesantren pada saat santri kembali pondoknya. ‘’Ponpes harus benar-benar steril dari penyebaran Covid – 19,’’ tegasnya.

Akan tetapi fakta di lapangan, lanjut H Yusuf Hasyim, belum ada kesamaan sikap dalam menyikapi new normal. ‘’Maka perlu adanya koordinasi yang terpadu antara pengasuh Pemkab, pengasuh Ponpes dan juga Ormas dengan fasilitasi Gugus Tugas Covid – 19 agar benar-benar bisa melaksanakannya normal di pesantren tanpa harus menimbulkan munculnya penyebaran Covid – 19,’’ paparnya.

Menanggapi PCNU, Bupati Pati, H Haryanto SH MM MSi, antara lain menyampaikan, bahwa persyaratan new normal yang diberikan pemerintah pusat sampai ke daerah, harus benar-benar diperhatikan oleh pesantren, khususnya terkait dengan physical distancing santri pada saat berada di pesantren.

‘’Sebatas yang saya pahami, beberapa pesantren di Kabupaten Pati ini, masih banyak yang belum bisa menyediakan ruang tidur santri dengan mempertimbangkan physical distancing. Ini sangat berbahaya, dan akan menambah masalah baru jika santri berkumpul dalam satu kamar tanpa jaga jarak,’’ tuturnya.

Maka Bupati H Haryanto pun mewanti-wanti, agar santri yang datang kembali ke pesantren, harus benar-benar steril dari Covid – 19, yang dibuktikan tidak hanya menggunakan rapid test. Rapid test tidak sertamerta menjamin mereka negatif dari virus. Banyak juga yang rapid test-nya tidak reaktif, tetapi hasil SWAB-nya positif.

‘’Terkait bantuan Pemkab untuk rapid test, nanti akan disesuaikan dengan kemampuan anggaran daerah,’’ ujarnya. (rls, gie, mail, luh/ ibd, ros, rid, adb)

Comments