Pemuda Pelopor ini Berhasil Kembangkan PAUD di Kampung

0
1920
Moh Syaifuddin (jas Ansor) saat memimpin musyawarah bersama warga

KUDUS,Suaranahdliyin.com – Pada pertengahan Juli lalu, Dinas pendidikan Pemuda dan Olah Raga (DISPORA) Kudus memilih Moh Syaifuddin warga desa Undaan Kidul RT 03/ RW 05 Kecamatan Undaan menjadi pemuda pelopor bidang pendidikan tahun 2018. Melihat kiprahnya di masyarakat, ketua GP Ansor Gatet Undaan Kidul sangat pantas menyandang predikat tersebut.

Dari catatan profilnya, Syaifuddin–demikian ia sering disapa–telah berhasil memelopori merintis dan mengembangkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di kampungnya. Pemuda lajang ini juga berhasil memberikan ketrampilan usaha kepada warga setempat.

Dalam penuturannya, ia merintis dan mendirikan TK Islam Terpadu (TKIT) Bina Insani di dukuh Gatet Undaan Kidul tahun pelajaran 2014/2015. Hingga dalam perkembangannya tahun 2007/2018, TKIT Bina Insani  mendapat pengakuan pemerintah dan beralih nama menjadi TK Pertiwi Desa.

“Awal mulanya, saya ingin kembali berbakti pada lingkungan sekitar dukuh Gatet terkhusus bidang pendidikan. Ternyata sangat memilukan dan tersentuh untuk melakukan tindakan nyata sebagai akademisi,”tuturnya.

Kemudian, Syaifuddin mengadakan survei  lapangan. Hasilnya, ia menemukan banyak anak-anak dukuh setempat belum mengenyam pendidikan TK (Taman kanak-kanak. Padahal, pendidikan TK merupakan masa keemasan bagi seorang anak usia dibawah 5 tahun,

“Saya mencoba mengajak warga masyarakat dukuh Gatet untuk rembug bareng dalam wacana pendirian TK. Alhamdulillah respon baik dari warga dan berdiri TKIT Bina Insani tahun 2015,”imbuh pria kelahiran 7 juli 1988 ini.

Syaifuddin menambahkan Dukuh Gatet merupakan daerah terpencil,  jauh dari jalan utama desa yang diperkirakan kurang lebih 3KM dari jalan utama propinsi. Mata pencaharian warga dukuh Gatet adalah buruh tani, sementara pendidikan warga masih kurang.

“Dengan keterbatan ekonomi, pendidikan dan pengalaman warga ternyata tidak mengurangi semangat sadar pendidikan. Semenjak ada TK berdiri, anak pada usia dibawah 5 tahun sudah banyak yang bisa baca tulis termasuk juga membaca Al-Qur’an,”ujarnya.

Semangat kepeloporan Syaifuddin tidak hanya berhenti di situ. Ia berupaya mengembangkan dunia pendidikan mampu berintegrasi dengan dunia wirausaha.

“Wali murid yang mengantar dan menunggui anaknya hingga jam kegiatan belajar, saya rangkul dan berdayakan untuk punya usaha sampingan menjahit tas yang saya fasilitasi.”imbuh wakil sekretaris PAC GP Ansor Undaan.

Atas prestasinya menjadi pemuda Pelopor tahun 2018 ini, penulis beberapa karya ilmiah ini mengaku senang. Karena pemerintah sudah mengapresiasi prestasi pemuda supaya semakin maju pada tahun berikutnya.

“Ke depan saya akan memberikan contoh kepada generasi selanjutnya untuk selalu gigih dan mampu sebagai pelopor perubahan.”imbuh Syaifuddin.

Disamping memiliki segudang pengalaman pekerjaan,  Syaifuddin juga telah banyak melahirkan karya ilmiah(buku) yang telah diterbitkan. Diantaranya, buku Pendekatan Studi Islam (Penerbit Idea Press Yogyakarta, 2015), Studi Qur’an dan Hadits dalam Pendidikan (Penerbit Idea Press Yogyakarta, 2015), Filsafat Ilmu (Penerbit Idea Press Yogyakarta, 2015). (Nww, adb/ros)

Comments