BOYOLALI, Suaranahdliyin.com – Menjelang datangnya Ramadan 1445 H, masyarakat melaksanakan nyekar (nyadran) di makam keluarga atau kerabat yang sudah mendahului. Tradisi ini banyak ditemui di berbagai tempat, seperti halnya di Desa Bolo, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten Boyolali, Rabu (6/3/2024).
Pengasuh pesantren Masyithoh Bolo, Kiai Syamsudi, mengatakan, sadranan (nyadran) ini dikemas dengan haul massal dan pengajian umum, yang digelar di Bangsal Makam Ahmad Danom Bolo, dibuka dengan khataman Al Quran dan mendoakan leluhur.
“Khataman al Quran dan doa bersama ini, agar kita tetap mengingat jasa baik leluhur dan senantiasa mendoakannya,” katanya.
Kiai Syamsudi menyampaikan, dalam sadranan kali ini, setiap RT di Desa Bolo minimal menyembelih satu ekor kambing, sebagai wujud rasa syukur atas nikmat dari Allah Subahanhu wa Ta’ala yang diterima.
Pada kesempatan itu, Kiai Safrudin dari Desa Bandung, Wonosegoro, didaulat untuk menyampaikan tausiyah hikmah nyadran dan mempersiapkan ibadah Ramadan.
“Semoga kita mampu beribadah dengan khusyuk di bulan suci Ramadan,” tuturnya dalam sadranan yang juga dihadiri warga sekitar, pengurus dan warga NU, perwakilan dari Pemerintah Kecamatan, Polsek, dan Banom NU. Acara dimeriahkan oleh hadrah Pradja Al Mugni Bolo. (dedik setiawan/ sis, ros, adb)