MINU Miftahul Huda 1, Perkuat Mental Spiritual Anak Didik Melalui Sambang Maulid

0
1902

 

Seorang guru menyampaikan mauidhah dalam acara sambang maulid

KUDUS,Suaranahdliyin.com –  Hujan gerimis rintik-rintik Jum’at pagi tak menyurutkan semangat siswa-siswi Madrasah Ibtidaiyah Nahdlatul Ulama Miftahul Huda 1 (MINU MIFDA 1) Sudimoro Karangmalang Gebog Kudus. Mereka  menaiki sepeda bersama-bersama dari madrasah pukul 07.00 WIB menuju rumah seorang guru MI Miftahul Huda.

Aktivitas Jum’at pagi itu telah menjadi rutinitas siswa siswi kelas 4,5 dan 6 MINU Mifda 1 mengikuti kegiatan Sambang Maulid yang bergiliran tempat di rumah gurunya. Yang putra memakai baju koko putih dan sarung, sementara siswi putri berpakaian baju muslimah.

Di tempat Sambang Maulid, para siswa siswi ini secara hidmat mengikuti rangkaian acara mulai pembacaan ayat suci Al Qur’an, Tahlil hingga sholawatan yang diiringi rebana dari group mereka sendiri. Pada akhir acara diisi mauidhah hasanah ataupun pembinaan dari guru pendamping maupun kepala Madrasah.

Gorup rebana MIFDA mengiringi sholawat pada acara Sambang Maulid

Guru Pendamping Sambang Maulid, Imam Fathoni menuturkan kegiatan ini berawal dari kesadaran terhadap kondisi generasi muda terutama pergaulan yang jauh akan norma agama. Kemajuan tehnologi mempengaruhi kehidupan generasi muda terakibat pemanfaatan hanphone pintar, android yang kurang tepat sehingga berakibat merosotnya akhlaqul karimah.

“Dari inilah, kami melakukan pendampingan dan pembinaan mental spiritual kepada siswa pada waktu libur (Jum’at) dengan kegiatan Sambang Maulid,”katanya kepada Suara Nahdliyin.com, Sabtu (10/2/2018).

Ia mengatakan Sambang Maulid bertujuan mempererat tali silaturrahim antara siswa siswi,para Guru,keluarga besar MINU MIFDA dan lingkungan masyarakat sekitar. Selain itu guna membiasakan anak didik didik selalu taat beragama, membentengi dari perilaku yang bertentangan norma agama.

“Kegiatan ini juga membentuk sejak dini generasi muda NU yang berakhlakul karimah, berilmu, beraqidah Aswaja An-Nahdliyan. Juga melatih mentalitas dan keberanian siswa agar tidak minder,”tandas Yi Toni sapaan akrabnya.

Guru Imam Fathoni sedang membimbing peserta Sambang Maulid

Ke depan, Sambang Maulid ini akan dikembangkan hingga ke rumah-rumah siswa secara bergiliran. “Sementara masih di tempat bapak ibu guru,”jelasnya

Yi Toni berharap Sambang Maulid ini bisa dijadikan barometer keberhasilan dalam membina dan mendidik serta membangun karakter generasi penerus . Melalui kegiatan ini bisa menambah kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pendidikan madrasah NU.

“Dengan percaya madrasah, masyarakat akan memasukkan anaknya sekolah di madrasah NU. Ayo madrasah lebih baik, lebih baik madrasah,”ucapnya seraya berharap program ini bisa menginspirasi madrasah yang lain.(adb)

 

Comments