
KUDUS,Suarananahdliyin.com – Masjid Asy-Syarif 1 desa Padurenan Gebog Kudus tergolong sangat kuno bangunannya. Tetapi dibalik itu, masjid peninggalan ulama asal Madura Raden Muhammad Syarif ini menyimpan sebuah kisah yang aneh dan unik.
Sejak didirikan, Masjid Asy-syarif sering memberi tanda situasi bangsa Indonesia. Ketika tanah air mengalami gejolak nasional, mustaka masjid tiba-tiba miring sendiri dan kembali tegak lurus manakala situasi sudah normal.
“Kami mencatat sudah tiga kali mustaka masjid miring sendiri,”terang Ketua Pengurus Masjid Asy-Syarif KH. Aminuddin Mawardi kepada suaranahdliyin.com dalam suatu kesempatan.
Pertama kali mustaka miring (ndoyong), terjadi pada waktu pemberontakan G30S-PKI tahun 1965. Kemudian, saat gejolak reformasi lengsernya presiden Soeharto tahun 1998 dan terakhir waktu presiden KH.Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dilengserkan dari kursi presiden (2001).
“Awalnya ada laporan masyarakat mustaka masjidnya miring (ndoyong), lalu pengurus masjid akan membetulkan. Namun belum sempat diperbaiki, mustaka sudah kembali tegak lurus,”tuturnya.

Ia mengutarakan sejarah masjid Asy-syarief 1 merupakan peninggalan Raden Muhammad (RM) Syarief, ulama asal Madura yang menyebarkan ajaran Islam di Kudus Utara kurang lebih abad 16. Saat pertama kali didirikan RM. Syarief, masjid ini berbentuk seperti payung bersoko guru satu di tengahnya dengan dibantu 4 tiang di pojok pinngir dan atapnya memakai rumbia.
“Masjid Asy-syarief sudah berulang kali direnovasi, merubah bentuk fisik bangunan. Tetapi satu yang tidak dirubah sejak dulu hingga sekarang yakni mustaka masjid yang asli terbuat dari tanah liat,”ujar yi Amin,sapaan akrabnya.
Kapan pemugaran masjid pertama kali? Tidak ada catatan sejarah yang menyebutkan pemugaran pertama. Namun, bongkaran kayu pada awal pemugaran diketemukan sebuah tulisan Arab “Ghorotho” di bawah Mustaka Masjid.
“Bila dihitung huruf Ghorotho, gho = 1.000, Ro= 200 dan tho = 9 dengan condro rupaning panembah pendhitaning ngayu ini bermakna tahun 1209 H.”jelasnya.
Bagaimana dengan situasi bangsa saat ini? Suaranahdliyin.com belum mendengar kabar mustaka masjid Asy-syarief mengalami kemiringan.
Sebagaimana diketahui, RM Syarief merupakan sosok wali agung yang menyebarkan Islam di Kudus utara pada masa kerajaan Sultan Agung. RM Syarif adalah putra Raja Macan wulung Yudonegoro di Sumenep Madura.
RM Syarifberdakwah ke berbagai desa di wilayah mayong, Jepara, Buloh dan beberapa desa di Gebog dan Padurenan menjadi tempat terakhir hingga wafat .
Setiap legi akhir Muharam, RM Syarif diperingati haulnya di komplek makam dan masjid Asy-Syarif. (adb/ros)