KUDUS, Suaranahdliyin.com – Desa Kajar, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus ternyata memiliki sosok ‘’mutiara terpendam’’, yaitu sosok seniman dengan karya-karya yang akan memesona penikmat seni.
Adalah Khusnul Mubarok (32), sang seniman lukis, yang memiliki memampuan melukis dengan pensil klasik. Ia belajar melukis secara otodidak sejak kecil, dan tak menyangka buah dari ketekunannya itu, kini telah menghasilkan banyak karya yang bernilai tinggi.
“Ini adalah hasil karya seni lukis pensil klasik Saya,” ujar alumnus Pondok Pesantren Matholiul Falah, Kajen, Pati pada 2006 itu.
Suami Idaroh (31) itu mengaku, karya kini telah diminati banyak kalangan dari berbagai daerah, mulai dari Kabupaten Kudus, Kabupaten Pati, Kabupaten Jepara dan Kabupaten Blora. “Saya memasarkan melalui akun Facebook: Husnul Mubarok,” tandasnya.
Mengenai harga, dia menyebut cukup variatif, berdasarkan model dan jenisnya. ‘’Lukisan Gus Dur yang menggunakan ukuran A 4 Saya bandrol Rp. 1 juta, sedang lukisan ukuran A 3 sebesar Rp. 500 ribu,’’ terangnya yang juga menjadi guru mengaji bagi anak-anak di sekitar kediamannya.
Dalam proses kreatifnya, warga asal Desa Klokah, Kecamatan Kunduran, Kabupaten Blora ini pernah mengalami kejadian unik terkait hasil lukisannya. Ceritanya, usai melukis gambar KH. A. Musthofa Bisri (Gus Mus) ia memasarkannya di kios Colo. Lukisan itu tak laku-laku, bahkan dirinya sempat dicibir dan dicemooh banyak orang.
Suatu malam, ia mimpi bertemu Gus Mus. Dalam mimpi itu ia diwanti-wanti Gus Mus agar lukisannya jangan dijual. ‘’Berdasarkan mimpi itu, Saya pun tidak lagi berniat menjual lukisan Gus Mus. Saya berharap bisa memberikan lukisan tersebut secara langsung kepada beliau,’’ tuturnya.
Untuk mewujudkan niat memberikan lukisan kepada Gus Mus, ayah dari Muhammad Azri Aufa (5) mengaku sudah pernah sowan ke kediaman kiai sekaligus budayawan tersebut di Rembang. ‘’Saat itu Gus Mus sedang tindakan (tidak di rumah). Saya akan sowan kembali untuk menemui beliau dan memberikan lukisan secara langsung,” tekadnya. (mian/ ros)
