KUDUS,Suaranahdliyin.com – Pendidikan tinggi menjadi salah satu tonggak dasar umat dalam beragama, berbangsa dan bernegara. Moderasi menjadi nilai penting yang harus diterapkan demi terwujudnya peradaban yang maju serta damai.
Hal itu mengemuka dalam seminar nasional oleh Mentri Agama RI, Lukman Hakim Saifuddin di acara Launching IAIN Kudus di GOR IAIN Kudus, Sabtu (05/05/18).
“Dunia berharap kepada kita untuk mampu memimpin peradaban dengan nilai keislaman yang mengayomi, memberi rasa aman serta rukun, bukan sebaliknya,” ujar Menag Lukman.
Menurut Menag, ada dua landasan pendidikan yang membuat Indonesia kokoh dan terkenal sebagai negara yang religius dan toleran. Keduanya bahkan hingga kini terus dirawat untuk menciptakan nilai keislaman yang santun dan moderat.
“Dua hal itu adalah pondok pesantren dan madrasah diniyah yang terus bergerak menciptakan generasi yang moderat dengan pemahaman agama yang mumpuni,” jelasnya.
Data 2016, kata Menag, ada 28.194 madrasah diniyah serta ribuan pondok pesantren dibawah naungan Kementrian Agama. Jumlah itu ditambah dengan 58 Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang tersebar di daerah-daerah di Indonesia.
“Pemerintah akan terus berupaya mendukung semua itu dengan fasilitas yang memadai agar tercipta peradaban yang unggul dengan moderasi agama,” imbuh Lukman.
Dalam kesempatan itu, Lukman juga menghimbau kepada seluruh lulusan dari lembaga pendidikan, utamanya PTKIN, di Indonesia agar memiliki naluri moderasi dalam beragama dan berbangsa. Bahkan ia berharap hal itu secara pro aktif akan disebarkan oleh mereka kepada sesama manusia dimanapun ia berada.
“Termasuk kita juga harus merangkul kawan kita yang konservatif dan mendewakan teks dalam beragama,” paparnya.
Ancaman disintegrasi bangsa harus dihadapi dengan keteladanan sikap para ulama pendahulu yang tidak mudah marah dalam berdakwah. Seperti halnya Walisongo yang mampu menggabungkan budaya lokal dengan nilai keislaman sebagai suatu ajaran.
“Saya berpesan agar IAIN Kudus bisa ikut serta mewujudkan hal itu dan mendorong mahasiswanya untuk berlaku moderat dan unggul,” Menag berpesan.
Rektor IAIN Kudus, Mundakir, mengungkapkan rasa syukurnya atas keberhasilan alih status dari STAIN menjadi IAIN Kudus ini. Ia juga berterimakasih kepada seluruh pihak yang mendukung tercapainya hal itu.
“Terimakasih dan mohon izin kepada Menteri Agama untuk memulai segala aktivitas terkait IAIN Kudus secara legal formal dan sah,” katanya. (rid)