KH A Wahid Hasyim, Kiai Tradisional yang Memiliki Pemikiran Kosmopolitan

0
726
Foto KH A Wahid Hasyim bersama keluarga/ Foto: istimewa

Nama besar KH A Wahid Hasyim, tidak akan ada yang membantahnya, dalam konteks Nahdlatul Ulama (NU) dan juga Indonesia.

Ayahanda dari KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini, dikenal sebagai kiai luar biasa yang tidak sekadar memahami kitab-kitab salaf secara fasih, tetapi juga menguasai banyak bahasa asing. Hal itu bisa dilihat dari pergaulannya yang sangat luar.

paling tidak, itu bisa dilihat dari buku “Biografi Gus Dur” karya Greg Barton (2003). Greg Barton menulis, bahwa  melihat dari latar belakangnya dan lingkungannya tumbuh, KH A Wahid Hasyim sangat menghargai kebudayaan Islam tradisional.

“Namun demikian, lingkup persahabatannya luas. Rumahnya selalu dipenuhi oleh bermacam-macam tamu termasuk orang-orang Eropa,” jelas Greg Barton.

Pergaulannya itu sangat dimungkinkan, lantaran selain sudah sangat akrab dengan Bahasa Arab sedari kecil lahir dan besar di lingkungan pondok pesantren, ia juga menguasai Bajasa Inggris dan Bahasa Belanda.

Namun, jelas Greg Barton dalam bukunya itu, kendati A Wahid Hasyim adalah seorang yang kosmopolitan, menguasai beberapa bahasa dan memenuhi rumahnya dengan buku dan majalah, namun cita rasa musiknya terbatas pada lagu-lagu Islam tradisional dan bacaan al Quran.

Itu berbeda dengan anaknya, Gus Dur, yang sangat menyukai musik-musik klasik, khususnya karya-karya Bethoven.

Gus Dur sendiri menyukai Bethoven sejak pertama kali ia mendengarnya dari lewat gramofon Williem Iskandar Bueller.

Bueller adalah kawan karib KH A Wahid Hasyim di Jakarta, seorang Jerman yang telah berpindah ke agama Islam. Gus Dur sering dikirim Wahid Hasyim ke rumah kawan karibnya itu, hingga ia menyintai musik klasik. (ros, mail, adb)

Comments