
KUDUS,Suaranahdliyin.com – Suasana haru tampak terlihat di halaman MI NU Alhuda Padurenan Gebog Kudus, Kamis pagi (20/9/2018). Usai penyerahan santunan di halaman madrasah, siswa-siswi satu persatu bersalaman mencium tangan dan mengusap kepala temannya yang yatim piatu,yatim dan piatu.
Mereka berbagi kasih sayang dan kepeduliaan sesama . Bahkan di antara mereka ada yang menahan haru dan senang hingga meneteskan air mata.
“Saya terharu membayangkan bagaimana hidup tanpa seorang ayah. Senang, karena saya bisa memberikan sedikit santunan,”ucap seorang siswa dengan bahasa jawa.
Menurut Kepala MI NU Al-Huda Mustahal, ekspresi siswa siswi saat bersalaman dengan anak yatim sebagai bukti rasa cinta dan kasih sayang kepada temennya yang sudah ditinggal bapak ibunya.
“Kita mengajarkan pentingnya menyantuni anak yatim. Sesuai hadits Nabi bahwa, apakah kamu senang jika hatimu lunak & hajatmu terpenuhi? Maka usaplah kepala anak yatim (santunilah anak yatim.red),”ujarnya kepada Suaranahdliyin.com, kemarin.
Ia menjelaskan santunan selalu diadakan rutin setiap 10 Muharram. Uang santunan berasal dari orang tua (wali murid) dan guru, keluarga besar Bani Kyai Maslani, dan donatur lainnya yang terkumpul uang sebanyak Rp 6.093.500,-
“Tahun ini jumlah yang disantuni yatim piatu ada 1 anak memperoleh santunan Rp. 600.000,-, yatim ada 9 anak disantuni masing-masing @ Rp. 450.000,- & piatu ada 5 anak masing-masing mendapatkan santunan @ Rp 290.000,-,”terangnya.

Ia mengharapkan dana santunan mampu meringankan beban kebutuhan anak yatim terutama kemanfaatan untuk pendidikan mereka.
“Begitu pula, anak-anak didik secara keseluruhan bisa merasakan manfaat dan keberkahan dari berbagi dan mengasihi anak yatim,”imbuh Mustahal.(adb/ros)