Hadapi Provokasi di Medsos, Banser Harus Miliki Ketahanan Mental di Atas Rata-rata

0
1186
Savil Ali menjadi pembicara dalam acara Diklatsar Banser (FOTO : Istimewa)

JAKARTA,Suaranahdliyin.com – Direktur NU Online Savic Ali mengajak Banser untuk tidak mudah tersulut dan terprovokasi atas pelbagai ujaran kebencian dan cacian di media sosial yang ditujukan kepada NU dan banomnya. Ia mengingatkan Banser untuk tidak menyerang balik ujaran kebencian tersebut.

Demikian disampaikan Savic Ali di hadapan 47 peserta Diklatsar Terpadu Dasar Banser Angkatan Pertama PAC GP Ansor Kebayoran Lama di Yayasan Darul Maarif Al-Khalidiyyah, Cilandak, Jakarta Selatan, Jumat-Ahad, (3-5/8).

Menurutnya, Banser dan NU adalah organisasi besar. Kalau Banser yang jumlahnya besar itu marah, maka dapat menyebabkan mudarat yang luar biasa. Pasalnya, ketika yang jumlahnya besar itu sudah bergerak, maka situasi menjadi sulit.

“Banser harus punya ketahanan di atas rata-rata. Di media sosial sangat diperlukan kekuatan mental. Perlu melatih detak jantung,” kata Savic sebagaimana dikutip NU Online, Rabu (8/8/2018).

Ia menambahkan bahwa kunci pertarungan gagasan di media sosial adalah ketahanan mental. Dalam menghadapi pertarungan gagasan di media sosial, kita tidak boleh terprovokasi dan terpancing secara emosional.

“Mereka itu kelompok kelas menengah kuliah secara ekonomi dan haus spiritual. Jumlah mereka juga sedikit.Tetapi baru dalam beragama mereka merasakan terpenuhi kebutuhannya setelah dewasa,” kata Savic.

Menurutnya, peran GP Ansor dan Banser ini adalah sosial pressure. Keberadaannya sangat penting untuk mengawal Pancasila dan keberagaman NKRI.

“GP Ansor dan Banser itu bukan kendaraan kecil yang mudah dihentikan dengan sekali injak pedal rem. GP Ansor dan Banser itu ibarat kereta dengan rangkaian gerbong yang besar. Kereta biasa saja perlu jarak tertentu untuk bisa berhenti di satu titik,” kata Savic.

Ia menyarankan Banser menunjukkan akhlak kepada mereka yang kerap melemparkan ujaran kebencian terhadap NU. (nuo/adb)

Comments