
KUDUS, Suaranahdliyin.com – Umat Nabi Muhammad diberikan umur yang lebih pendek dibanding umat nabi terdahulu. Meski begitu, keberkahannya justru lebih banyak dibanding umat lainnya. Demikian itu dijelaskan oleh KH. Melvin Zainul Asyiqin (Gus Ing) Lirboyo di Masjid Darus Sa’adah, Sudo, Kandangmas, Dawe, Kudus, Rabu (30/03/22).
“Umur umat Nabi Muhammad itu rata-rata 60-70 tahun, tapi keberkahannya luar biasa,” katanya.
Menurut Gus Ing, salah satu keberkahan itu ialah supaya dosanya juga sedikit. Mengutip dawuh Ibnu Umar orang itu bisa disebut alim jika seseorang itu menguasai ilmu dan tidak hasud kepada orang lain. Termasuk juga tidak menghina dan merendahkan orang lain meski derajatnya lebih tinggi.
“Kalau ada orang pintar agama, tapi sering menghina orang lain, maka kata Ibnu Umar, orang itu bukan kategori alim,” ujar Gus Ing.
Kemudian, imbuh Gus Ing, orang alim adalah orang yang mengajar ilmu agama dan tidak mengharapkan upah. Ketika mengajar suatu ilmu orang alim tidak lantas meminta upah, apalagi sampai memasang tarif. Menurut Gus Ing, meskipun kiai atau ulama berhak menerima bisyaroh, tapi etis kalau sampai meminta atau memasang tarif.
Lebih lanjut, Gus Ing menjelaskan orang alim adalah Syaikhun Fattah. Yaitu orang yang bisa membuka pintu hati para santri dan masyarakat serta menunjukkan jalan menuju kepada Allah Ta’ala. Orang alim juga memiliki pra syarat Kutubush Shahah. Yaitu, berpegangan pada kitab-kitab yang shohih yang diakui jelas sanad keilmuannya.
“Para santri yang nantinya safari Ramadan di sini, In sha Allah, memenuhi dua kriteria itu. Apa yang sudah didapatkan dari Pondok Lirboyo, semoga bisa bermanfaat untuk masyarakat Desa Kandangmas sini,” beber Gus Ing.
Pesan Gus Ing Lirboyo
Kendati demikian, Gus Ing berpesan kepada para santri untuk fleksibel dalam mengajarkan agama Islam. Gus Ing juga berpesan agar para santri Lirboyo ini bisa melihat kepada siapa ia berdakwah atau berbicara mengenai ilmu agama. “Jadi tidak mungkin juga sama anak-anak kecil sampeyan ajak bicara tentang apa yang ada di kitab Mahalli atau Juman,” pesan Gus Ing.
Ketika menyampaikan materi, kata Gus Ing, harus dilihat kepada siapa materi itu disampaikan. Gus Ing berpesan agar meniru teladan Nabi Muhammad ketika mengajari para istrinya dan para sahabat. Rasulullah ketika berbicara dengan para sahabat sangat merendahkan hatinya, sesuai dengan derajat sahabat.
“Karena kalau Nabi Muhammad tetap dalam keluhuran derajatnya, tentu para sahabat itu tidak akan mampu mengikuti ajaran Rasulullah,” jelas Gus Ing.
Pada kesempatan ini, Gus Ing melepas 12 mahasantri Ma’had Aly Lirboyo untuk safari dakwah di Desa Kandangmas. Sebanyak 12 santri itu akan muqim selama Ramadan nanti untuk belajar bermasyarakat dan menghidupkan ajaran Rasulullah di Masjid Darus Sa’adah dan sekitarnya. (rid/adb)