Formi UMK Gelar Grand Opening Mentoring Mahasiswa

0
47
Zaenal Afifi SE MSi Ak, pembina Formi UMK, saat menyampaikan paparan dan arahan

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Universitas Muria Kudus (UMK) yang bekerja sama dengan Forum Mahasiswa Islam (Formi), menyelenggarakan Grand Opening Mentoring dengan mengusung tema “Membangun Spirit Tauhid di Era Modern: Menjadi Mahasiswa yang Kuat Akidah dan Karakternya”.

Mentoring yang diselenggarakan Formi UMK tersebut, diikuti oleh para mahasiswa yang mengambil mata kuliah Pendidikan Agama Islam (PAI). Acara digelar di Auditorium Kampus UMK, Ahad (12/10/2025) lalu.

Silvia Maulinni’mah, ketua panitia mentoring, menyampaikan, kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan mentoring PAI.

“Kegiatan ini terdiri dari grand opening, mentoring pertama secara daring, mentoring kedua bersama dosen PAI masing-masing, dan puncaknya adalah mentoring akbar,” terang Silvia Maulinni’mah.

Zaenal Afifi SE MSi Ak, pembina Formi UMK, dalam paparannya berbagi panduan utama untuk memperkuat akidah.

“Ada dua cara mendasar yang harus dipegang teguh. Pertama, jangan pernah meninggalkan salat lima waktu. Kedua, tingkatkan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,” tegasnya.

Akh Syaiful Huda SPd, salah satu pemateri, menyampaikan pesan inspiratif tentang peran pemuda di era digital.

Menurutnya, di tengah kemajuan teknologi, maka harus dipikirkan langkah selanjutnya setelah mempersiapkan diri secara matang. “Ada tiga kecerdasan yang tak tergantikan oleh mesin. Yaitu kecerdasan intelektual, kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual,” katanya.

Dia pun mengingatkan, bahwa pemuda adalah tulang punggung bangsa, sebagaimana dikatakan Presiden Soekarno: “Beri aku seribu pemuda, maka akan kuguncang dunia.”

Lebih lanjut ditandasnya, bahwa “Pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan, jadi kita harus berpikir positif dan bertindak nyata,” ujarnya menyitir salah satu Mutiara kata.

Di akhir paparannya, Syaiful mengutip tesis dari Sayidina Ali bin Abi Thalib: “Kezaliman akan terus ada bukan karena keberadaan orang jahat, melainkan karena diamnya orang-orang baik”. (*)

Mazidatul Chilmi, mahasiswa Prodi PBSI FKIP UMK

Comments