
KUDUS,Suaranahdliyin.com -Dalam rangka memperingati Hari Lahir (harlah) ke-102 Nahdlatul Ulama dan tradisi tahunan Sedekah Bumi, Pemerintah desa Undaan Kidul Kudus menyelenggarakan serangkaian acara keagamaan dan kebudayaan. Dengan melibatkan NU dan Banom, Festival Terbang Papat menjadi salah satu kegiatan yang berlangsung di lapangan desa Undaan Kidul Kudus Rabu malam (8/52025).
Festival ini menampilkan empat grup Terbang Papat legendaris yang masing-masing membawa 8 personil utama untuk memainkan didampingi oleh seluruh anggota. Kehadiran mereka bukan hanya menampilkan seni musik tradisional bernuansa religi, tetapi juga menjadi sarana silaturahmi dan pelestarian warisan budaya Islam Nusantara.
Ketua Panitia, Moh. Manunal Chirkiq) menyampaikan kegiatan ini tidak hanya untuk mengenang perjuangan para muassis NU, tetapi juga menjadi sarana mempererat ukhuwah warga serta merawat warisan spiritual dan budaya desa
“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk bersama-sama menyukseskan rangkaian acara yang telah kami siapkan.”ujarnua
Sementara itu, Ketua Pengurus Ranting NU Undaan Kidul, KH. Mawardi menambahkan: sebagai organisasi yang berakar kuat di tengah masyarakat, NU senantiasa hadir dalam menjaga nilai-nilai Islam Ahlussunnah wal Jama’ah dan membumikan tradisi baik yang telah diwariskan para ulama.
“Kegiatan ini adalah bentuk konkret dari dakwah kultural yang mencerdaskan dan menyejukkan dengan disajikan nya Rangkaian acara tersebut.”tandasnya
Rangkaian kegiatan harlah NU dan sedekah bumi dimulai sejak Ahad, 4 Mei 2025 dengan karnaval Gunungan Hasil Bumi yang mengiringi semangat gotong royong dan syukur masyarakat terhadap hasil panen. Selasa, 6 Mei 2025, dengan ziarah massal ke makam KH. Ahmad Siraj ulama yang menjadi Kiyai kharismatik, serta Mbah Branjang Kawat (Syekh Abdurrahman), tokoh leluhur yang diyakini sebagai pendiri Desa Undaan Kidul.
Kemudian Manakib dan Terbang Jidur yang menjadi penanda kekhusyukan spiritual warga menjelang acara puncak.
Sebagai puncak kegiatan Kamis malam (8/5/2025), Pengajian Akbar bersama Ustaz Kelik Gunawan Pribadi dari Sukoharjo, Rebana Gandrung Nabi pimpinan Gus Zaman Asykal (khoerul anas/adb)