Tantangan NU Era Milenial

0
848

Oleh: Mochamad Rojiun MPd

Siapapun pemimpin PCNU Kabupaten Kudus yang terpilih untuk masa lima tahun ke depan, sangatlah berat tugas yang diembannya.

Tentunya, di samping memiliki ketawadukan, dan berakhlak al-karimah, juga harus siap merangkul dan memberdayakan generasi milenial. Apalagi, PCNU Kudus punya cita-cita yang luar biasa besar.

Untuk melanjutkan cita-cita itu tidak semudah membalikkan tangan. Sehingga harus ada Planning, Organizing, Motivating, Controlling, dan Evaluating.

Oleh sebab itu, pemimpin masa depan harus visioner. Minimal memiliki kompetensi dalam keilmuan, meluangkan waktu, semangat dan memiliki dukungan finansial atau yang sering kita kenal dengan pinter, bener dan kober.

Penalaran keilmuan bertujuan untuk menumbuhkembangkan daya kreativitas yang tinggi, pola pikir yang sistematis, analitis dan kritis, serta memiliki kepekaan terhadap persoalan–persoalan di sekitarnya dan memiliki kemampuan manajerial organisasi yang baik.

Waktu luang adalah waktu yang mempunyai posisi bebas penggunaannya, karena mengurus NU dibutuhkan waktu 24 jam dalam melayani ummat. Tidak hanya sekadar nitip nama di struktural, yang kelihatan saat pelantikan saja, kemudian terserah Anda sampai lima tahun ke depan.

Sedang semangat dimakaud adalah dalam paradigma atau berpikir. Ini penting, lantaran Nahdlatul Ulama (NU) adalah organisasi yang senantiasa mengusung nilai-nilai tasammuh (toleran), tawassuth (moderat), tawazzun (seimbang) dan ‘adalah (adil). Dengan kata lain, NU tidak condong pada pemikiran-pemikiran liberal ataupun pemikiran-pemikiran radikal.

Kekuatan finansial. Sebagai organisasi masyarakat (ormas) Islam terbesar di Indonesia, NU telah aktif berperan dalam meningkatkan pemberdayaan umat Islam. Gerakan NU di bidang perbaikan keagamaan (diniyah) sudah sangat dirasakan manfaatnya oleh seluruh komponen bangsa, namun dalam gerakan kemasyarakatan masih perlu dioptimalkan. Wallahu a’lam. (*)

Mochamad Rojiun MPd,
Penulis adalah sekretaris MWC NU Bae, Kudus

Comments