TEMANGGUNG, Suaranahdliyin.com – Wakil Ketua Bidang Pendidikan dan Pengkaderan PC. Fatayat NU Kabupaten Temanggung, Nur Budi Handayani, mengusung M-Tri (Moderasi Mualaf Mandiri) dalam Lomba Penyuluh Agama Islam Jawa Tengah Tahun 2019.
M-Tri tersebut merupakan program sebagai salah satu ikhtiar pendampingan mualaf. Bagaimana penjelasan mengenai program M-Tri itu, bisa disimak dalam link youtube: https://www.youtube.com/watch?v=LCTExQ2nxZw&feature=youtu.be.
Pada event itu, Penyuluh Agama Fungsional Kabupaten Temanggung tersebut berhasil meraih prestasi terbaik (juara I), sehingga berhak mewakili Jawa Tengah dalam ajang serupa di tingkat nasional.
Kepada Suaranahdliyin.com, Selasa (23/7/2019), Nur Budi Handayani, mengaku memilih mendampingi mualaf, karena di wilayah Kabupaten Temangung angka konversi agama dari non muslim menjadi muslim termasuk tinggi.
‘’Biasanya pendampingan kepada mualaf dilakukan secara personal, maka progres kualitas dan kuantitas terbilang lambat,’’ tutur perempuan kelahiran Grobogan 1978 ini. ‘’Maka kami mencoba menyusun program pendampingan yang sifatnya kolektif, tetapi tetap menyentuh individu-individu mualaf,’’ lanjutnya menambahkan.
Di sela-sela kesibukan menyiapkan berkas lomba Penyuluh Agama Islam Tingkat Nasional, alumni Fakultas Dakwah IAIN (kini: UIN) Walisongo Semarang yang juga Ketua Kelompok Kerja Penyuluh (Pokjaluh) Kabupaten Temanggung, ini berkisah bagaimana dia bersama Tim Bina Mualaf Pokjaluh berupaya mengedukasi dan mengadvokasi mualaf di daerahnya.
‘’Rata-rata mualaf dibinaan kami tingkat pendidikan dan ekonominya menengah ke bawah. Tinggal di wilayah perbukitan. Dan akses informasi tersendat. Karena itulah, mereka butuh pendampingan intensif baik harian, tiap pekan maupun durasi bulanan,’’ ungkapnya.
Pendampingan untuk pengetahuan fikih harian dan moderasi, disampaikan melalui majelis rutin tiap pekan. Sedang penguatan ekonomi, melalui Program M-Tri, bekerja sama dengan BAZNAS Temanggung, digulirkan hibah swa kelola sebesar Rp 500.000,- untuk 86 mualaf di Desa Getas, Kecamatan Kaloran, Temanggung.
Bagi Nur Budi Handayani, yang terpenting dari program M-Tri ini, yakni agar mualaf paham dan bisa mengamalkan fikh harian, paham bagaimana merawat toleransi yang sudah terbangun, serta bisa mencari jejaring untuk penguatan ekonomi.
‘’Yang kami lakukan ini tidak seberapa. Tetapi kami berharap, ini bisa menjadi awal rantai jejaring bagi kemandirian mualaf di Kabupaten Temanggung,’’ tutur ibu dua anak yang juga aktif menulis ini. (ros, rid, gie/ adb)