Di era milineal ini, serasa kita hidup tanpa batas. Dunia ibarat kampung kecil, yang bisa diakses kapan saja, hal ini yang mesti harus kita hadapi mau tidak mau, begitu juga Nahdlatul Ulama’ organisasi besar yang bergerak dalam lingkup Dinniyah Ijtimaiyah (Sosial Keagamaan).
Bersyukur sekali, di lingkungan NU, sudah ada prinsip yang dipegang kukuh, yaitu “AlMuhaffadatul ‘ala qodimil Sholih Wal ahdu bil jadidil Ashlah” (menjaga nilai lama yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik).
Tiga Pilar
Untuk dipahami, bahwa setidaknya ada tiga pilar berdirinya NU. Yaitu Tasywirul Afkar, Nahdlatul Waton dan Syirkatul ‘Inan (Nahdlatut Tujjar).
Tiga pilar tersebut masih relevan hinggga kini. Bahwa di NU harus terus menerus dikembangkan Tasywirul Afkar, yang menginspirasi kita untuk terus berani secara kritis menganalisa masalah-masalah keagamaan kemasyarakatan.
Selanjutnya, Nahdlatul Waton merupakan ekspresi cinta tanah air, bahwa NKRI harga mati. Sementara Syirkatul ‘Inan (Nahdlatut Tujjar) adalah sebuah gerakan membangun ekonomi ummat.
Garapan Perioritas
Bentangan garapan NU ke depan sangat luas, tetapi yang perioritas adalah bidang-bidang Pendidikan, ekonomi dan Kesehatan. Dengan tetap menekuni bidang-bidang yang lain.
Pendidikan untuk menyiapkan SDM dimasa yang akan datang, sangat mutlak perlu diperhatikan kompetisi diberbagai lini semakin ketat. Bagaimana tugas kita menyiapkan generasi Ahlussunnah Wal Jama’ah sesuai zamannya.
Bidang ekonomi juga perioritas, karena sebagai pondasi di segala lini kehidupan. Pemberdayaan Ekonomi Ummat harus terus digerakkan, rintisan LAZISNU berupa Zakat produktif sebagai salah satu alternatif. Di samping terus dicarikan bentuk pengembangan ekonomi kreatif lain, khususnya di pedesaan.
Di bidang kesehatan juga penting, sadar sehat yang perlu digalakkan di lingkungan warga Nahdliyin. Bukan sadar sakit , layanan kesehatan hasil muskercab akan merintis klinik Pratama di tiga kecamatan.
Dan akhirnya, kita mesti senantiasa berpegang teguh pada prinsip dasar keagamaan kita, selalu ikhtiar dengan maksimal, dan puncaknya menghadapi semua dengan penuh tawakkal. Wallahu a’lam. (*)
H Fajar Nugroho,
Penulis adalah pengurus PCNU Kabupaten Kudus.