KUDUS, Suaranahdliyin.com – Namanya Titik Rusmiati. Ia adalah founder dan CEO Grow to Give. Sebuah organisasi yang bergerak di bidang usaha sosial dan pengembangan masyarakat, yang fokus pada pemberdayaan ekonomi perempuan dan pemuda.
Dalam perjalanan karirnya, ia pernah menjadi freelancer di sebuah Non-Government Organization (NGO) selama lima tahun. Di sela sela waktunya, dia berkunjung ke Desa Kayupuring, sebuah desa yang begitu asri di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Potensi alam yang begitu melimpah namun belum tergarap secara maksimal, membuat Titik ingin melakukan sesuatu yang lebih untuk desa tersebut. Harapannya, tentu saja agar masyarakat di sana mampu berdiri di atas kaki mereka sendiri, membangun kehidupan yang lebih baik, dengan tetap melestarikan desanya.
Maka bersama teman temannya, dia melakukan pendekatan kepada masyarakat, lalu menawarkan program kreatif untuk mengembangkan desa itu. namun tentu bukan hal yang mudah memberi pemahaman kepada seluruh masyarakat. “Karena sama sama orang Jawa, pendekatan yang dilakukan harus smooth, komunikasi pun dilakukan secara intens,” terangnya.
Proses pendekatan dilakukan pada awal 2017. Mulanya, Titik mengajak serta pemuda dan kepala desa untuk berdiskusi, dari hasil diskusi itu, memunculkan ide untuk mengembangkan potensi gula semut Desa Kayupuring.
Ia kemudian bersama teman temannya membeli bahan pokok gula semut dari warga lokal, dengan harga lebih tinggi dari harga tengkulak. Selanjutnya, mengedukasi warga cara pengemasan dan pengelolaan yang baik.
“Ada hal yang mesti dipahami. Bahwa dalam hidup, kita harus berani mengambil kesempatan. Keluar dari zona nyaman. Dan membuat target,” katanya. (ulya/ ros, adb)