KUDUS, Suaranahdliyin.com – Masjid bisa menjadi salah satu basis ekonomi yang mengayomi kebutuhan umat. Salah satunya dengan cara memberdayakan remaja masjid dengan kegiatan kreatif yang bernilai ekonomi.
Hal itu diungkapkan oleh salah satu anggota grup FKI (forum kajian ilmiah), Safiq Afandi, dalam kesempatan ngobrol gayeng di MWC NU Kecamatan Dawe, Kamis (28/12/17).
“Ini soal bagaimana kita mengubah pola pikir masyarakat yang kurang begitu peduli terhadap proses,” ujar Safiq.
Sementara itu, Abdul Basith Sidqul Wafa, mengutarakan ekonomi yang mapan sangat bergantung pada dua kata, yaitu ngelakoni dan nelateni. Maknanya pebisnis yang sukses itu harus berani memulai melakukan kemudian menekuninya meskipun banyak tantangan.
“Soal hasil itu bukan urusan kita. Azam (kewajiban) kita itu ikhtiar,” katanya.
Ia juga mengutip petuah ulama ternama, KH. Maimoen Zubair yang menyuruh untuk berusaha maksimal pada kehidupaan dunia. Demikian itu hendaknya dilengkapi dengan doa, sholawat, istighfar sebagai penguat semangat.
“Jika sudah begitu maka jatuh bangun dunia usaha itu akan menjadi hal yang wajar dan harus dihadapi,” tambah mantan Ketua PAC GP Ansor Kecamatan Dawe itu.
Dalam kesempatan itu, beberapa anggota lainnya juga memaparkan bermacam bidang usaha yang digelutinya. Seperti Saefuddin dengan usaha coklatnya, Rozikin sebagai distributor gula, dan sebagainya. (rid/adb/ros)