Di Kawasan Muria
Dosen UMK Lakukan Studi Mitigasi Bencana Berbasis Kearifan Lokal

0
826
Diskusi untuk melakukan analisis terkait data-data yang ditemukan selama penelitian

KUDUS, Suaranahdliyin.com – Empat dosen Universitas Muria Kudus (UMK), melakukan studi penelitian terkait mitigasi bencana berdasar kearifan lokal di kawasan muria. Studi dilakukan untuk mengetahui sejauh mana perilaku masyarakat setempat, dalam mengantisipasi terjadinya bencana di Pegunungan Muria.

Para peneliti yang terdiri atas Mochammad WidjanarKo, Mohammad Khasan, Dian Wismar’ein dan Eko Budi Prastyo itu melakukan riset sedari Mei hingga Oktober 2022 lalu.

Riset tersebut dilakukan di tujuh desa yang berada di pinggir hutan Muria di Kabupaten Kudus, seperti Desa Ternadi, Desa Kajar, Desa Colo, Desa Japan, Desa Rahtawu, Desa Soco dan Desa Menawan.

Ketua tim peneliti, Mochamad Widjanarko, mengutarakan, studi bertujuan untuk melakukan penggalian data dan dokumentasi terkait dengan perilaku kearifan lokal pada masyarakat yang tinggal di Pegunungan Muria.

“Salah satunya adalah di Desa Colo. Desa Colo termasuk dalam desa rawan bencana dengan riwayat bencana. Seperti tanah longsor pada 1952 dan 2022, serta kebakaran hutan di tahun 2000,” jelasnya, Rabu (16/11/2022).

Perilaku mitigasi bencana yang dijumpai dalam penelitian ini, lanjut dia, yakni sedekah bumi, budaya barikan, dan wiwit kopi. Pihaknya berharap, melalui kegiatan penelitian ini, masyarakat dapat lebih perhatian terhadap kearifan-kearifan lokal yang ada. Serta dalam rangka menjaga kelestarian alam dan mencegah terjadinya bencana.

“Penelitian menemukan perilaku mitigasi bencana oleh masyarakat yang terimplementasikan dalam pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau wawasan, dan adat kebiasaan atau etika,” terangnya.

Dicontohkannya, pada tradisi wiwit kopi, terdapat edukasi masyarakat untuk peduli terhadap lingkungan. Selain itu, lanjutnya, sedekah bumi juga bisa menjadi pembelajaran, agar manusia hidup di bumi dapat bersinergi dengan makhluk lain untuk mencapai ekosistem yang baik.

“Jika itu masyarakat kopi, maka memelihara tanaman kopi. Dengan demikian, maka lingkungan sekitarnya juga ikut terpelihara dengan baik,” ujarnya. (hasyim/ ros, rid, adb)

Comments