Pesantren Ramadan
Di SMAN 1 Brebes, Santri Lirboyo Ajarkan Fiqh Wanita

0
304
Santri Putri Lirboyo jadi Nara sumber Pesantren Ramadan SMAN 1 Larangan Brebes

BREBES, Suaranahdliyin.Com – Untuk mengisi kegiatan bulan puasa, SMAN 1 Larangan (SMALA) Brebes mengadakan Pesantren Ramadan. Pada hari kedua (13/3/2025), alumni santri Lirboyo Ika Istiqoul Khoero mengajarkan fiqh wanita seputar haid, nifas dan istihadoh yang  kepada peserta didik putri kelas X dan XI SMALA ini.

Ika Istiqoul Khoero mengatakan bahwa pengetahuan tentang haid bagi perempuan itu wajib ain. Oleh karena itu setiap perempuan yang sudah dewasa wajib hukumnya mempelajari ilmu tentang haid, nifas dan istihadoh lantaran sangat berhubungan dengan ibadahnya seorang perempuan.

“Saat haid ada beberapa larangan yang tidak boleh dilakukan oleh seorang perempuan. Begitu juga saat sudah suci  ada kewajiban yang harus dilaksanakan,” ujarnya.

Pada prinsipnya, terang Ika, Fiqih Wanita itu bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada murid perempuan di SMALA agar memahami dan melaksanakan kewajiban seorang perempuan. Kajian Fiqih perempuan yang membahas sekitar haid, istihadoh dan nifas diharapkan mereka dapat membedakan antara darah haid dan istihadoh.

“Masing masing memiliki ketentuan yang berbeda. Lebih dari itu dengan mempelajari materi Fiqih Wanita mereka akan menemukan titik kesadaran arti pentingnya beribadah,” kata santri putri Hidayatul Mubtadiat Lirboyo Kediri itu.

Menurut Ika, materi yang disuguhkan dihadapan peserta pesantren Ramadan semua bersumber dari referensi kitab pesantren. Meskipun demikian, ia menggunakan powerpoint untuk memudahkan proses pemahaman kepada mereka.

“Beberapa hari yang lalu, hal itu sudah disiapkan melalui proses diskusi tim pesantren Ramadan.” ungkap Ika.

Peserta didik SMAN 1 Brebes antusias mengikutin pesantren Ramadan di sekolahnya

Dalam kesempatan tersebut, inisiator Pesantren Ramadan, Akhmad Sururi mengatakan bahwa kegiatan di SMALA tahun  ini masuk tahun yang ketiga. Jadi sudah tiga tahun berturut turut SMALA menggandeng komunitas Pesantren untuk menyelenggarakan kegiatan Pesantren Ramadan.

“Hadirnya komunitas Pesantren di tengah lembaga pendidikan formal sebagai bagian dari ikhtiar bersama untuk memberikan pencerahan ilmu agama Islam kepada peserta didik,” ujarnya.

Ia menyatakan Ramadan menjadi kesempatan yang baik untuk memperdalam ilmu agama melalui kegiatan Pesantren Ramadan. Ini sangat penting agar dalam pemahaman keagamaan tidak sebatas pada informasi ilmu agama, namun dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

“Secara umum pesantren Ramadan ini bermuatan materi pokok,Aqidah, Fiqih dan Akhlak. Ketiga materi tesebut diajarkan dalam bentuk teori dan praktek. Jadi ada praktek wudlu , sholat dan lainnya,”lanjut alumni Lirboyo.

Akhmad Sururi menegaskan bahwa kegiatan Pesantren Ramadan merupakan bentuk keterpanggilan nurani dari komunitas Pesantren untuk bersama sama mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Hal tersebut karena iman, takwa dan akhlak mulia menjadi segmentasi ilmu agama Islam dengan jam tatap muka pembelajaran yang terbatas.

“Walaupun hanya 6 hari belajar di Pesantren Ramadan semoga mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru dan selanjutnya dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.”tandasnya.

Pesantren Ramadan diikuti seluruh peserta didik putri kelas X dan XI SMALA. (lis/adb)

Comments