
KUDUS, Suaranahdliyin.com – Dr. KH. Abdul Ghofur Maimoen MA. dikenal sebagai tokoh yang cerdas dan murah senyum. Putra KH. Maemoen Zubair ini juga sangat akrab dan ramah kepada siapa saja.
Dalam tausiyahnya pada pengajian memperingati Nuzulul Quran di Universitas Muria Kudus (UMK), beberapa waktu lalu, dia menceritakan kenangannya saat Ramadan di Mesir, negara di mana ia studi dari tingkat Sarjana, Magister hingga Doktor di sana: Universitas Al-Azhar.
Ada pemandangan menarik di Mesir saat Ramadan. ‘’Di Mesir, kalau Ramadan orang-orang itu bawanya al-Quran,’’ kisahnya di depan sivitas akademikan UMK dan tak kurang dari 200 anak yatim yang mendapatkan santunan sebagai rangkaian peringatan Nuzlul Quran di UMK.
Bahkan perempuan-perempuan yang tidak berjilbab sekali pun, ungkapnya, kalau sudah Ramadan, bawanya al-Quran. ‘’Bi kereta api atau di bus-bus, orang-orang membawa al-Quran, karena minimal dalam sebulan harus khatam sekali,’’ katanya.
Yang menarik lagi, terangnya, semakin ke belakang atau mendekati akhir-akhir Ramadan, masjid-masjid semakin penuh dengan jamaah yang beribadah. Masjid penuh dengan orang yang iktikaf, tadarus dan lainnya.
‘’Ini kebalikan dengan di Indonesia,’’ katanya tersenyum sembari menegaskan, bahwa Ramadan mestinya dipergunakan untuk menempa diri sehingga menjadi orang yang produktif. (luh, dho/ adb, ros)