Kapolres: Gerakan Radikal Harus Dibasmi

0
1542
Sarasehan jelang berbuka puasa di Polres Temanggung

TEMANGGUNG, Suaranahdliyincom – Kapolres Kabupaten Temanggung, AKBP Wiyono Eko Prasetyo SIK M.IK, menyampaikan materi di hadapan peserta kegiatan sarasehan tentang penolakan paham radikalisme yang digelar di Masjid Ash–Shohabat Asrama Polisi Gemoh, Temanggung, Rabu (6/06/2018) sore.

Sarasehana sederhana yang dirangkai dengan buka bersama dengan mengusung tema “Peran Pemuda dalam Menangkal Faham Radikalisme” itu digelar Polres Temanggung bekerja sama dengan LPM Grip STAINU Temanggung.

AKBP Wiyono Eko Prasetyo, menegaskan, Islam bukanlah agama teror, melainkan agama rahmat dan kasih sayang. Stigmatisasi terhadap Islam itu lahir karena ulah segelintir orang. “Saya ambil contoh, peristiwa di Surabaya beberapa waktu yang lalu,” katanya di depan para aktivis mahasiswa dari STAINU Temanggung, IPNU-IPPNU, PMII, Racana serta pelajar di Temanggung.

Dia mengatakan, paham radikali dan ekstremitas sangat meresahkan warga di semua penjuru. “Karena yang melakukan aksi tersebut mengenakan atribut Islam, akibatnya ada sebagian yang beranggapan bahwa Islam itu teroris,” ujarnya didampingi Ketua STAINU Temanggung, Drs. H. Moh Baehaqi MM dan Kasat Binmas Polres Temanggung, AKP. Abu Dardak.

Kapolres pun sangat menyayangkan ulah oknum yang mengikuti paham radikal dann ektremitas, karena dampak dari ulahnya itu menodai Islam yang rahmatan lil alamin. “Hal itu menjadi bumerang terhadap Islam,” paparnya.

Lebih lanjut disampaikan, bahwa gerakan radikal dan ekstremitas itu, salah satunya merupakan perwujudan dari paham takfiri. “Mengkafirkan yang berada di luar paham atau aliran mereka. Ketika mereka tidak mengikuti imamnya, maka orang lain dianggap kafir,” paparnya.

AKBP Wiyono Eko Prasetyo pun mengingatkan, bahwa hakikat manusia hidup adalah untuk saling tolong menolong, bukan untuk saling membunuh. ‘’Gerakan radikal dan ektremitas harus dibasmi dari negara ini,’’ tegasnya. (wahyu ew/ ibd, ros)

Comments