Ulil Abshar Sebut ‘Ihya’ Wasilah untuk Jaga NKRI

0
1696
Ulil Abshar Abdalla dalam Kopdar yang digelar di di Rumah Joglo, kompleks Pondok Pesantren Hasyim Asyari Bangsri.

JEPARA, Suaranahdliyin.com – Cendekiawan Muslim sekaligus pengasuh kajian Kopdar Ihya Ulumiddin, KH. Ulil Abshar Abdalla, hadir di Pondok Pesantren Hasyim Asyari Bangsri Jepara, Jumat (20/7/2018) malam lalu.

Pada kesempatan itu dengan tegas dia menyampaikan, Ihya merupakan wasilah untuk menjaga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) karena negara ini memiliki ciri khas Islam moderat. Bukti jika Ihya bisa membawa, menjaga, dan merawat negara, terangnya, sudah dikaji berabad-abad.

“Kita harus bangga menjadi bagian dari Islam yang sudah berabad-abad ngaji Ihya. Dan yang ngaji tidak hanya (orang) di Jawa, tetapi di seluruh dunia,” katanya di hadapan ratusan peserta Kopdar yang digelar di Rumah Joglo, kediaman KH. Nuruddin Amin, kompleks Pondok Pesantren Hasyim Asyari Bangsri.

Malam itu, suami dari Ienas Tsuroiya, malam itu mendaras bab fadilah khusnul khuluk (akhlak terpuji) dan suul khuluk (akhlak tercela), menjelaskan, kitab Ihya karya Imam Ghazali ini lahir di era Daulat Abbasiyah. ‘’Era Abbasiyah hendak merevolusi Daulat Umawiyah. Semangat agamanya membara, tetapi esensinya kosong,” paparnya.

Ditambahkannya, sang Imam waktu dalam keadaan stres (galau, red.). dan alhasil, Ghazali yang saat itu menjabat kepala madrasah Nizamiyah, harus melakukan tindakan revolusioner dengan meninggalkan Baghdad.

Sang hujjatul Islam di usianya ke-46, melakukan uzlah di Syam, Baitul Maqdis maupun di lokasi lain sebagai respons kepada masyarakat Baghdad yang spiritualnya sedang ‘tidak beres’. Untuk itulah, kitabnya diberi nama ‘Ihya Ulumiddin’, yang berarti menghidupkan agama-agama.

Hadir di tengah ratusan peserta Kopdar, antara lain Dandim Jepara, pengurus PCNU, Banom, Lembaga dan MWC NU Bangsri itu. aktivis Lakpesdam NU Jepara, Kunjariyanto, mengemukakan, realitas di media sosial (Medsos) saat ini, dipenuhi dengan caci maki dan hinaan yang tiada henti.

‘’Mengaji merupakan filter untuk menata hati agar menjadi lebih baik. Apalagi tujuan kegiatan ini, selain untuk wahana silaturahim juga supaya kita semakin tercerahkan,” ujarnya mewakili ketua Lakpesdam PCNU Jepara.

Sahibul bait yang juga pengasuh Pondok Pesantren Hasyim Asyari Bangsri, Hj. Hindun Anisah, berharap Kopdar ini bisa bermanfaat bagi warga NU Jepara khususnya, dan umumnya untuk bangsa Indonesia. (ip, qiem/ ros, adb)

Comments