
KUDUS, suaranahdliyin.com – Biasanya, suasana takbir keliling dalam menampilkan kreatifitas sebagian besar cenderung mengedepankan keindahan dan kemeriahan arak arakan. Namun, berbeda dengan Desa Mejobo Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus.
Gema takbir keliling Desa Mejobo tetap mengedepankan budaya leluhur. Selain berlangsung sederhana, peserta dilarang keras memasukkan unsur makhluk hidup di dalam peraga takbir yang dibuat.
“Masih banyak karya seni yang bisa diekspresikan, selain patung-patungan atau hewan,” jelas KH. Kharis Naskan, tokoh kiai desa Mejobo.
Sementara itu, Suyik, salah satu kreator peraga takbir keliling desa Mejobo menjelaskan bahwa sebuah karya seni yang menyinggung budaya, eksplorasinya akan jauh lebih kreatif dan lebih indah.
Terbukti dari Tim Masjid Jami’ Nurul Huda yang membuat Rumah adat Ketapang dari Kalimantan Barat yang dibuat oleh Suyik dan kawan kawan.
“Ini adalah bentuk dari melestarikan budaya Indonesia,” katanya (mail/adb)