RMI NU Jateng Dorong Pesantren Pahami Manajemen dan Akuntansi

0
56

SEMARANG,Suaranahdliyin.com, Rabhitah Ma’ahid Islamiyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (RMI PWNU) Jawa Tengah mendorong pesantren bisa memahami manajemen dan akuntansi pondok pesantren.

Hal itu disampaikan ketua RMI NU PWNU Jawa Tengah KH. Fadlulloh Turmudzi melalui keterangan tertulis menjelang kegiatan halaqah bertemakan “Manajemen dan Akuntansi Pesantren”. di Pondok Pesantren Asnawiyyah, Demak, Ahad (19/10/2025).

Kegiatan ini merupakan rangkaian Hari Santri yang diselenggarakan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Tengah.
Menurut KH. Fadlullahz pesantren memiliki tiga fungsi utama yakni fungsi pendidikan, dakwah dan pemberdayaan masyarakat.
“Pesantren diharapkan mampu mengelola ketiga fungsi tadi dengan baik, terlebih dalam hal Akuntansi. Namun, pesantren di sisi yang lain harus menguatkan dirinya sendiri.” terangnya.

Ia mengatakan Tradisi tertib administrasi dalam berbagai kebutuhan,khususnya di pesantren, sebenarnya sudah diajarkan oleh para pendahulu  dan masyayikh.artinya bukan sesuatu yang baru.

“Bagaimana aktualisasi konteks manajemen dan akuntansi pesantren itu diselaraskan sesuai kebutuhan zamannya.” tandas KH. Fadlulloh Turmudzi yang juga ketua Asosiasi Pendidikan Diniyah Formal Se-Indonesia (Aspendif).

Terkait kegiatan halaqah ini, kata Person In Charge (PIC) kegiatan Mukhamad Zulfa, mengingatkan para kyai untuk selalu update informasi.Para pengasuh baik pak kyai dan bu nyai bisa berbagi informasi dalam halaqah termasuk perkembangan terkini mengenai manajemen dan akuntansi pesantren.

“Berbagai dinamika yang terjadi di pesantren dapat dibeberkan ketika halaqah. Mumpung ada pakar terkait kedua hal tersebut,” terangnya.

Halaqah terselenggara atas kerjasama RMI PWNU Jateng dengan Kantor Kementerian Agama Wilayah Jawa Tengah. Hadir sebagai narasumber KH. Ubaidillah Sodaqoh (Rois Syuriah PWNU Jawa Tengah) dan Provita Wijayanti, SE., M.Si., Ak, CA, AWP, IFP, Ph.D (Dosen Pascasarjana Magister Akuntasi FEB UNISSULA).

Halaqah kali ini merupakan putaran yang ketiga, sebelumnya di Kabupaten Pekalongan, (18/10) bertemakan Eco-Pesantren. Sedangkan pertama di Kudus, (16/10) membahas “Pencegahan dan Penanganan Bullying dan Kekerasan Seksual”. (rls/adb)

Comments