
KUDUS, Suaranahdliyin.com – Tahun ini, tradisi Rebo Wekasan desa Jepang Mejobo Kudus digelar cukup meriah dengan adanya Kirab Air Salamun, Selasa, (20/09). Tampak ribuan warga antusias menyambut kirab yang diikuti 33 kontingen dari berbagai kelompok dengan membawa gunungan hasil bumi maupun produk khas desa Jepang.
Panitia Rebo Wekasan, Muhammad Ridwan mengatakan, 33 kontingen berasal dari pelajar, komunitas, perwakilan mushala, hingga pemilik UMKM.
“Pesertanya banyak dari SMA, SD, SMP, sekolah yang ada di sekitar sini ikut nimbrung,” katanya Ridwan yang juga Nazir Masjid Jami Wali Al Ma’mur.
Ia menjelaskan, kirab dimulai dari gang Al Ikhlas RW 10 menuju area Masjid Wali Al Ma’mur kemudian gunungan dikumpulkan di masjid dan berdoa bersama supaya dapat berkah dan terhindar dari bala rebo wekasan.
“Setelah itu baru ada pembagian air salamun dengan rangkaian doa dan khataman Alquran,” jelasnya.
Ridwan berharap tradisi ini semakin banyak dikenal banyak orang, dan masyarakat Desa Jepang dapat melestarikan kebudayaan ini.
“Lebih lagi untuk warga, pengurus masjid, dan pemerintah desa guyub rukun melestarikan kebudayaan yang ada di Desa Jepang ini,” harapnya.

Di samping itu, Peserta Kirab, Anwar, mengaku senang bisa mengikuti kirab rebo wekasan. Menurutnya, kirab kali ini sambutan masyarakat lebih antusias sebab perayaan rebo wekasan tahun kemarin digelar sederhana.
“Kontingen kami mempersiapkan kirab dengan matang, mulai dari gunungan hasil bumi hingga seragam yang dipakai,” ungkap Anwar, kontingen Mushala Al Bakti Jepang.
Ia juga berharap dengan adanya kirab ini masyarakat Jepang bisa lebih guyub, kompak dan lebih baik lagi.
“Khususnya untuk Rebo Wekasan dihindari bala’ yang tidak diinginkan,” harap Anwar.
Senada dengan Anwar, PR IPNU Jepang, Muhammad Hilmi, menginginkan, supaya acara ini lebih baik lagi maju dan lebih kondusif. Sebagai pemuda organisasi, ia mengaku bangga dan senang bisa mengikuti kirab.
“IPNU – IPPNU juga tetap harus ikut andil dan tahu mengenai tradisi desa Jepang,”tandanya.(umi/adb, ros)