KUDUS, Suaranahdliyin.com – Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (Prodi PBSI), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas Muria Kudus (UMK), menyelenggarakan kuliah tamu di Ruang Seminar Rektorat Lantai IV Gedung Rektorat, Rabu (15/11/2017).
Kuliah tamu tersebut mengulas tema ‘’Politik Bahasa Penguasa: Mengkaji Bahasa dalam Praktik Relasi Kuasa” itu menghadirkan Rektor Universitas Negeri Semarang (Unnes), Prof. Dr. Fathur Rokhman M.Hum, sebagai narasumber. Tema tersebut tak lain merupakan judul buku karya Prof. Fathur Rokhman yang ditulis bersama salah satu dosen Unnes lain, Surahmat M.Hum.
Prof. Fathur Rokhman dalam kesempatan itu menyampaikan, bahwa bahasa tidak sekadar sebagai alat komunikasi, melainkan juga alat kekuasaan. Sebab, dengan kemampuan berbahasa yang baik, seseorang akan mampu mengontrol dan mengendalikan orang di sekitarnya.
‘’Dalam pemahaman sosiologi posmodern, bahasa bisa menjadi alat dominasi (hardpower) dan alat hegemoni (softpower), karena efek bahasa bisa lebih dahsyat daripada pedang atau senjata lainnya. Dengan bahasa, orang bisa menjadi mulia, juga bisa celaka,’’ katanya melalui rilis yang dikirim Humas UMK, Kamis (16/11/2017).
Rektor Unnes lulusan Program Doktor Linguistik UGM itu pun memberikan tips, kaitannya dengan politik bahasa yang bijak. ‘’Tips itu adalah bahwa seseorang mesti memiliki kesadaran linguistik, cermat melihat teks dan konteks, menghindari ungkapan kasar, dan jangan mudah terprovokasi,’’ papar ahli sosiolinguistik itu.
Dr. Murtono M.Pd, pakar bahasa UMK, mengapresiasi hadirnya buku “Politik Bahasa Penguasa” yang diangkat sebagai tema kuliah tamu ini. ‘’Secara umum, buku ini sangat menarik. Ini penting dibaca semua kalangan, baik mahasiswa, praktisi di bidang politik, pedagang, dan masyarakat secara luas,’’ ujar Murtono yang juga Wakil Rektor I UMK tersebut. (luh, adb/ ros)