
KUDUS,Suaranahdliyin.com – Kirab budaya Maulidan Jawiyan Desa Padurenan Gebog Kudus berlangsung meriah, Kamis (6/12/2018) kemarin. Sedikitnya 1000 warga setempat ikut iring-iringan meramaikan kirab dari start terminal C padurenan – finish Lapangan Desa padurenan.
Diantara mereka, terlihat anak-anak, remaja,dewasa dan orang tua menunjukkan beberapa kreatifitas. Mulai gunungan hasil bumi ‘ayam raksasa’, seni terbangan, replika kitab albarjanji, usaha konveksi UMKM, Drum blek maupun Drum band.
Bahkan, peserta kirab dari siswa-siswi MINU Al-Huda 1 dan 2 membawa puluhan poster ulama nusantara. Antara lain KH Wahab Chasbullah, KH.Hasyim Asy’ari, KHR Asnawi, KH.Bisri Syamsuri, KH. Wahid Hasyim,KH.Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan kiai kharismatik desa Padurenan Kiai Mawardi serta ulama lainnya.
Menurut kepala MI NU Al-Huda 1 Mustahal, kiai atau ulama merupakan tokoh yang turut berdakwah mengenalkan sosok maupun ajaran Nabi Muhammad SAW. Kiai (ulama) sebagai pewaris Nabi yang mengajarkan ilmu agama Islam.
“Melalui kirab ini kami bawa poster ulama agar masyarakat bisa mengenal dan mengenang jasa ulama, termasuk tabarrukan kepada beliau-beliau,”ujarnya.
Ia menegaskan para kiai mendidik ummat akan tradisi dan budaya kearifan lokal yang berkembang di desa-desa. Ia menyebut Maulidan jawiyyan tanpa peran kiai tidak akan lestari di desa Padurenan.
“Jika kita tidak diajari oleh para ulama kyai Jawa dari desa Padurenan tentu tidak akan bisa mengumandangkan Maulidan Jawiyan.”imbuhnya..

Kirab Budaya yang diselenggarakan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Padurenan ini, diakhiri pembacaan Maulidan Jawiyan. Usai doa, warga berebut gunungan hasil bumi yang dibawa peserta kirab.
Hadir dalam acara ini Kabid Pariwisata Kabupaten Kudus, Camat Gebog dan pengelola desa wisata Kudus dan tamu undangan lainnya.(adb/ros)