KUDUS, Suaranahdliyin.com – Beberapa waktu lalu, PCNU Kudus menggelar peringatan Hari lahir (Harlah) ke-101 Nahdlatul Ulama (NU). Peringatan Harlah NU tersebut digelar di Aula MA NU Banat Kudus
Hadir sebagai pemantik pada kesempatan itu KH M Ulil Albab Arwani (Rais Syuriah PCNU Kudus) dan Prof H Abdurrahman Mas’ud PhD, guru besar UIN Walisongo Semarang yang meruapakan salah satu penggerak Lembaga Sosial Mabarot Kudus (LSMK) sebelum lahirnya Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) NU di Kudus.
KH M Ulil Albab Arwani, berpesan, bahwa penting khidmah di NU diniati dengan berjihad. Dan untuk berjihad, harus rela berkorban harta dan jiwanya. ”(Jihad di NU, red) harus siap berkorban dengan harta dan jiwanya, sebagai manifestasi meneruskan perjuangan para kiai khas (masyayikh) pendiri NU, bukan sebaliknya,” tuturnya.
Prof Dur, pada kesempatan itu menyampaikan, bahwa sosok kader NU masa depan harus yang selaras dengan tuntutan zaman.
“Look for 3 things in a person: intelligence, energy, and integrity. If they don’t have the last one, don’t even bother with the first two.” (Carilah tiga hal dalam diri seseorang, yaitu kecerdasan, energi, dan integritas. Jika mereka tidak memiliki yang terakhir, jangan repot-repot dengan dua yang pertama),” katanya mengutip tesis Warren Buffett, seorang entrepreneur, pilantropis dan CEO berkebangsaan Amerika.
Makna dari kutipan di atas, bahwa kader yang berintegritas adalah hal yang utama bagi NU di masa depan. Yakni kader yang cerdas dan energik (pekerja keras). Menghadirkan kader-kader NU yang berintegritas, cerdas dan energik-progresif agar NU masa depan lebih gemilang menyambut Indonesia emas, adalah hal yang niscaya.
“Sementara itu, ketua Lakpesdam NU Kudus, H Nur Said, mengemukakan, selain tausiyah dari KH M Ulil Albab Arwani dan paparan dari Prof H Abdurrahman Mas’ud, peringatan Harlah saat itu juga diisi dengan launching buku ”Praksis Moderasi Beragama Silang Budaya: Dari Sunan Kudus hingga Kearifan Papua”. Sebuah buku yang terbit hasil kerja sama antara Lakpesdam NU Kudus dan Perpustakaan IAIN Kudus.
”Hadirnya buku ini, diharapkan bisa menjadi lebih bermakna, sehingga pesan-pesannya lebih bernapas panjang, kendatipun perayaan Harlah NU sudah usai,” kata H Nur Said didampingi ketua panitia Harlah, H Fajar Nugroho. (rls/ ros, rid, adb)