SALATIGA, Suaranahdliyin.com – Menjelang dilakukannya pemungutan suara untuk Pemilu 2024 yang kurang dari 10 hari masyarakat di Jawa Tengah diminta agar menggunakan hak pilihnya dan tidak golput.
Pengasuh Pondok Pesantren Yanbu’ul Quran Kudus, KH. Ulil Albab Arwani, mengutarakan hal itu saat menghadiri pengajian kebangsaan bertajuk ‘Silaturahmi Qurani’ di Pondok Pesantren Al Azhar Islamic Boarding Tahfidz Salatiga (IBTS), Ahad (4/1/2024) malam.
Buya Ulil Albab, sapaan akrabnya, mengatakan, memilih seorang pemimpin melalui sistem Pemilu disebut merupakan suatu kewajiban. Bahkan, hal itu secara langsung diperintahkan di dalam kitab suci Al-Quran.
“Memilih pemimpin di dalam Al-Quran juga termasuk jihad. Maka, hukumnya wajib sehingga sebagai orang beriman tidak boleh golput. Karena, jika golput tentu berdosa. Jadi, harus nyoblos tentu pilih mana yang baik agar pemimpin terpilih berlaku adil,” terangnya
Rois Syuriyah PCNU Kabupaten Kudus itu menyebutkan, perintah memilih pemimpin melalui sistem pemilihan langsung juga tertuang dalam kitab ‘Jauhar Al-Tauhid’.
Buya Albab menerangkan, apabila seseorang yang memiliki hak pilih kemudian golput tidak menggunakan hak pilihnya dinilai imannya kurang yakin pada Al-Quran.
“Karena, sejatinya segala ilmu pengetahuan ada di dalam Al-Quran. Sehingga, wajib bagi umat Islman untuk mempelajari dan mengamalkan Al-Quran. Hanya saja, sejauh ini pakar-pakar ilmu tidak mampu memahami isi Al-Quran secara menyeluruh,” tuturnya.
KH Ulil Albab berpesan, umat Islam menjelang Pemilu 2024 agar menjaga kerukunan dan tidak ragu-ragu berjihad dengan cara kekinian. Pasalnya, berjuang disebut banyak ragam cara mulai dengan harta, tenaga, ilmu pengetahuan dan lainnya.
Putra kiai kharismatik KH Arwani Amin itu menegaskan, sebagai umat Islam agar sepenuhnya meyakini apa yang terkandung di dalam Al-Quran. Karena, Allah Tuhan Yang Maha Esa telah memberikan garansi Al-Quran sumber sebenar-benarnya kebenaran.
“Lalu, selain jangan golput orang Islam harus kaya. Karena, perintah jihad berjuang pertama kali adalah menggunakan harta. Sehingga, misal mau membangun masjid bisa gotong royong, pesantren juga bisa saling menopang. Jadi, orang Islam harus punya bisnis,” pesannya. (rls/ ris, ros, adb)
