KUDUS,Suaranahdliyin.com – Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda Ansor Jawa Tengah H. Sholahuddin Aly, S.H. mengatakan identitas pesantren yang terus eksis dan perkembang sampai saat ini lantaran keunikannya.
H.Sholahudin mengungkapkan pernyataan itu dalam seminar nasional bertema revitalisasi kemandirian pesantren untuk peradaban dunia yang diselenggarakan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Kudus bekerjasama dengan Rabithah Ma’ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU) Jawa Tengah di kampus setempat, Rabu (3/8/2022).
Ia mengutarakan keunikan pesantren tergambar jelas melalui pola budaya, sistem nilai, pendidikan, dan interaksi warga Pondok Pesantren.
“Tantangan bagi keunggulan pesantren saat ini adalah pada kiprah dan pengaruhnya kepada masyarakat, bukan sekedar jumlah santri dan kemegahan sarana fisik,”terangnya.
Ia menilai sistem hidmah Pondok Pesantren perlu ada inovasi untuk melibatkan santri dalam kegiatan di masyarakat, khususnya santri yang sudah dewasa. “Harapannya, agar santri bisa memberi bekal hidup nyata saat kembali di masyarakat,”ujarnya.
Terkait Perguruan tinggi, ia mengharapkan perlu membantu sitematisasi beberapa layanan Pondok Pesantren seperti pendataan, layanan manajemen. “Termasuk literasi finansial kepada santri dan Pondok Pesantren.”imbuhnya.
Sementara pembicara lainnya, pengasuh Pondok Pesantren Raudlatuth Tholibin Rembang K.H. Bisri Adib Hattani menyoroti perubahan pesantren yang dinilai sangat wajar. Sebab, keberadaan pesantren berada di lingkungan masyarakat yang dinamis dan terus berubah dari waktu ke waktu.
“Hanya saja ada beberapa hal yang perlu untuk dicermati terkait berubahan yang sedang terjadi.”ujarnya.
“Seperti yang perlu diwaspadai, kemandirian pesantren menentukan karakter khas transmisi keilmuannya sedikit demi sedikit tergerus,”lanjut Gus Bisri.
Lebih lanjut Gus Bisri juga menerangkan, karakter dan pola dukung masyarakat kepada pesantren mulai berubah. Pesantren secara tradisional memiliki beberapa asal yang harus dipertahankan, mulai dari ruh dakwah, adab, dan penghayatan ilmu agama.
“Tentu dinamika ini akan menjadi tantangan yang sedang bergulir, RMI Nu sebagai rumah besar bagi pondok pesantren di lingkkungan Nahdlatul Ulama sudah seharusnya melakukan hal-hal yang diperlukan agar asas-asas pesantren bisa dipertahankan.”ungkapnya.
Kegiatan yang dibuka Rektor IAIN Kudus Prof. Dr. H. Abdurrohman Kasdi, Lc., M.Si. ini menghadirkan pejabat dan dosen IAIN Kudus serta perwakilan dari pesantren sebagai peserta.(rls/adb)