BREBES,Suaranahdliyin.com – Kasi Penma Kemenag Kabupaten Brebes H Imam Ghazali menekankan pendidikan multikultural sangat penting untuk diterapkan pada lembaga pendidikan formal.
“Hal ini bisa meminimalisir tingkat radikalisme atas nama agama dan tindakan kriminal dikalangan pelajar.”ujarnya saat menerima Kepala MI Sirojut Tholibin Rengaspendawa Akhmad Sururi di ruang kerjaanya. Senin (21/11/2023).
Imam Ghazali mengatakan tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantara telah mengajarkan nilai multikultural dalamu kehidupan berbangsa dan bernegara. Karenanya, era disrupsi pasca pandemi mendorong lembaga pendidikan formal untuk lebih memperhatikan penerapan pendidikan multikultura.
“Melalui pendidikan multikultural inilah peserta didik di lembaga pendidikan formal bisa saling menghargai dan memiliki sikap toleransi dan moderat. Ini harus kita tanamkan kepada peserta didik kita agar menjadi generasi yang berakhlakul karimah,”ungkap Imam Ghazali.
Doktor lulusan Perguruan Tinggi Islam Negeri Cirebon yang telah diwisuda beberapa waktu yang lalumenuturkan dirinya melakukan penelitian untuk karya desertasinya dengan mengangkat tema ” Pendidikan Multikulturalisme Menurut Tokoh NU dan Muhamadiyah. Menurutnya, NU dan Muhamadiyah sebagai pilar bangsa sangat berperan penting dalam mengimplementasikan pendidikan multikultural.
“Bagi NU dengan komunitas Pesantren sarat dengan kajian kitab kuning. Saya terinspirasi dari kitab karya Hujatul Islam Imam Ghazali dalam melakukan penelitian tentang pendidikan multikulturalisme. Kebetulan riset saya di lembaga pendidikan Ma’ arif NU.”ujarnya.
Ia menambahkan Kitab ” Ayuhal Walad ” menjadi rujukan pendidikan multikulturalisme. Lebih dari itu pemikiran Gus Dur tentang pluralisme juga menjadi landasan berfikir dalam menyelesaikan desertasi yang beberapa bulan lagi akan segera terbit menjadi buku.
“Sekarang Sedang menunggu tanda tangan Gus Men, panggilan akrabnya Menteri Agama RI,”imbuh Imam Ghazali.(srr/adb)