Pengajian Ramadan Sesi Kedua, PCINU Jepang Hadirkan Syeikh Ahmad Maeno

0
1007
Pengajian Ramadan sesi kedua PCINU Jepang bersama Syekh Ahmad Maeno

JEPANG,Suaranahdliyin.com –Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang mengadakan pengajian Ramadan sesi kedua di Masjid Nusantara, Akihabara, Tokyo Ahad (2//20230). Pengajian yang berlangsung secara luring dan daring melalui zoom ini menghadirkan ulama sekaligus cendikiawan muslim warga asli Jepang, Syekh Ahmad Maeno (Director of Japan Muslim Association).

Ketua PCINU Jepang Achmad Gazali menyampaikan jamaah masjid dan PCINU Jepang sangat bersyukur dapat bersilaturahmi dengan salah satu ulama besar asli Jepang “Kami sangat senang, terlebih setelah kami mengetahui bahwa Syeikh Ahmad Maeno adalah murid dari syekh Romadlan Al Buthi. Dan beliau sudah berhasil menerjemahkan kitab Bidayatul Hidayah, kitab yang biasa dipelajari di pesantren Indonesia ke dalam Bahasa Jepang”, papar Gazali.

Pada acara bertema “How we can overcome difficulties in carrying out the faith of islam in Japan” (Bagaimana kita bisa mengatasi kesulitan dalam menjalankan akidah Islam di Jepang, red). Syekh Ahmad Maeno memberikan tips bahwa dalam menjalankan agama Islam di Jepang. Ia mengatakan salah satu kuncinya adalah pola pikir serta menganggap sesuatu sebagai kesulitan atau tantangan.

“Mari kita memperbaharui pola pikir kita, menganggap apa yang harus kita jalani sebagai tantangan, sebagai bentuk rasa syukur kita atas apa yang telah Allah berikan,”ujarnya.

“Ada sebuah kata dalam Bahasa Jepang yaitu “kotodama” yang merujuk kepada kata “belief” atau percaya. Dari kata dan pola pikir dapat menjadi kekuatan,”sambung ulama lulusan Damaskus ini.

Syekh Maeno juga memberikan tips dalam menghadapi kesulitan dan mencari pertolongan. Sesuai dengan ajaran Al-Quran, yaitu dengan meminta pertolongan Allah dengan bersabar dan sholat.

“Bersabar dan sholat, bukanlah suatu hal yang mudah, jika kita tidak memiliki kekhusyukan dan dekat dengan Allah, maka melalui Ramadan ini, dapat menjadikan momentum untuk mendekatkan diri kepada Allah”, tambah Syekh Maeno yang mantap mengucapkan syahadat saat beliau berusia 18 tahun.

Pengajian yang disampaikan Syeikh Ahmad Maeno dengan Bahasa Jepang dan Bahasa Inggris dirangkum dan diterjemahkan oleh moderator Ketua Mualaf Center PCINU Jepang Fathan Abdillah ke dalam Bahasa Indonesia.

Beberapa peserta berasal dari berbagai negara, seperti Indonesia, Jepang, dan Aljazair, termasuk warga Jepang binaan Mualaf Center PCINU Jepang, yang baru mengucapkan kalimat syahadat di Masjid Nusantara Akihabara Tokyo pada 25 maret 2023 yang lalu.

Acara berlangsung sangat interaktif, Syekh Maeno mengajak para jamaah yang hadir untuk berdiskusi dengan empat bahasa (Inggris, Jepang. Arab, Indonesia) tentang berbagai hal yang menjadi kesulitan menjalankan Islam di Jepang.

Secara daring hadir pula berbagai perwakilan Majelis Wakil Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (MWCINU) se- Jepang dan Badan Otonom NU Jepang. Di akhir acara Syekh Maeno juga menjadi Imam shalat berjamaah di di Masjid Nusantara, Akihabara, Tokyo.(ltn/adb)

Comments