Penanda Ramadan

0
1150
Rosidi, pegiat literasi dan jurnalis Suaranahdliyin.com

Ilmu titen. Masyarakat Nusantara, khususnya Jawa, akrab dengan pengetahuan yang biasa disebut ilmu titen ini. Sebuah pengetahuan (ilmu) yang dipahami, karena kebiasaan yang sudah sering dialami (terjadi) sejak lama.

Termasuk dalam hal mengetahui datangnya Ramadan. Tanpa kita harus berkerut dahi, mengetahui bakal datangnya Ramadan, bulan suci umat Islam ini, tidaklah sulit.

Hari ini, Ahad (22/3/2020), misalnya, adalah bertepatan dengan peringatan Isra Mikraj. Artinya, sekira sebulan lagi, maka Ramadan akan ‘’menyapa’’ umat Islam di seluruh penjuru dunia.

Di beberapa daerah, masyarakat bahkan memiliki penanda Ramadan, berupa tradisi yang berlangsung turun temurun. Ini, tentu akan lebih mudah bagi masyarakat mengetahui bahwa Ramadan semakin dekat.

Di Kabupaten Kudus, misalnya, ada tradisi Dandhangan menjelang Ramadan. Hampir sama dengan tradisi di Kota Kretek ini, di Semarang ada sebuah tradisi Dugderan. Dua tradisi itu, Dandhangan dan Dugderan, sama-sama digelar jelang Ramadan.

Jika kondisi masih seperti sekarang, di mana virus corona (covid – 19) masih menghantui, besar kemungkinan tradisi ini tidak akan digelar. Kecuali, kondisi bisa segera pulih seperti sedia kala.

Ah, itu hanya sebagian kecil tentang tradisi, yang merupakan penanda datangnya Ramadan. Kalau pun lantaran virus corona (covid – 19), tradisi yang sudah berlangsung lama secara turun temurun digelar, toh ada tradisi lain yang juga senantiasa mengirinya; nyadran.

Dan di era digital ini, penanda Ramadan bahkan kian banyak betebaran. Tak percaya? Lihatlah, stasiun-stasiun televisi, kini sudah menayangkan iklan ‘’Marhaban Ya Ramadan’’. Padahal, ini masih Rajab (penanggalan Qamariyah) atau Rejeb (penanggalan Jawa). Juga iklan-iklan lain yang senantiasa menjejali layar kaca menjelang hingga akhir Ramadan.

Penanda Ramadan, banyak sekali dan beragam. Bahkan, mainan seperti mercon dan kembang api (yang mestinya dilarang karena berbahaya), di luar Ramadan seakan tidak populer, akan tetapi menjelang Ramadan, tiba-tiba juga banyak yang jualan.

Nah, banyak sekali ragam penanda datangnya Ramadan. Satu daerah dengan lainnya, bahkan memiliki tradisi sendiri-sendiri yang unik. Adakah (tradisi) penanda Ramadan yang bisa Anda bagi kepada pembaca Suaranahdliyin.com? (Rosidi)

Comments